https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Ini di Pulau Sumatera

Petani Sawit Swadaya Mulai Putus Asa, Harga Anjlok Jadi Rp 500/kg

Petani Sawit Swadaya Mulai Putus Asa, Harga Anjlok Jadi Rp 500/kg

Anwar Gunawan, petani sawit swadaya di Kecamatan Kikim Barat, Kabupaten Lahat, Sumsel. (Foto pribadi)


Jakarta, elaeis.co - Para petani sawit swadaya di berbagai provinsi di Pulau Sumatera mulai putus asa dengan situasi yang mereka hadapi.

Kabar penurunan harga atau tutupnya pabrik kelapa sawit (PKS) terus menghantui mereka setiap hari.

"Mulai hari ini ada satu PKS di Kabupaten Nagan Raya yang menurunkan harga pembelian TBS kami, dari sebelumnya Rp 2.580 menjadi Rp 1.500 per kilogram," kata Teuku Muchtar Abdullah kepada elaeis.co, Kamis (12/5/2022).

Muchtar adalah seorang petani sawit swadaya dan merupakan anggota DPD Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh.

Kata dia, biasanya penurunan harga di sejumlah PKS di Nagan Raya melambat, hanya turun Rp 100/kg. "Kami tak sangka PKS yang satu itu berani menurunkan harga begitu drastis," keluh Muchtar.

Eko Saputra, Ketua DPD Sawitku Masa Depanku (SAMADE) Kabupaten Labuhanbatu, Provinsi Sumatera Utara, mengungkapkan harga TBS di kawasan Labuhanbatu langsung anjlok lebih dari Rp 1.000 per kg, dari sekitar Rp3.400/kg menjadi Rp 2..200 atau Rp 2.300 per kg.

"Tanggal 22 April Pak Presiden Jokowi umumkan akan larang ekspor minyak goreng dan bahan baku minyak goreng yang mulai berlaku tanggal 28 April. Nah, tanggal 23 april itu langsung anjlok harga TBS di tempat kami," katanya.

Armefri, petani sawit swadaya di Kabupaten Pelelawan, Provinsi Riau, harga TBS di tingkat toke Ram Rp 1.800/kg dan Rp 2.520 di PKS.

"Tapi yang harga Rp 2.520 itu  di PT Sinar Agro Raya milik Musim mas Group," katanya.

Kata dia, harga TBS di Kabupaten Pelelawan memang anjlok lebih dari Rp 1.000 sejak pidato Presiden Jokowi tersebut.

Suroso, petani sawit swadaya di Jambi, mengalami hal yang sama.

Bahkan situasi makin runyam tatkala harga dari Dinas Perkebunan Jambi tidak dipatuhi pengusaha sawit.

Kata dia, banyak PKS malah tidak mematuhi harga yang ditetapkan Dinas Perkebunan Jambi.

Ia mencontohkan sejumlah PKS di Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabar) yang menerapkan harga TBS usia tanam 3 tahun sebesar Rp 2.040 atau Rp 2.070 per kg.

"Padahal Disbun menetapkan harganya adalah Rp 2.808/kg," kata Suroso.

Ia tidak bisa membayangkan bagaimana dengan nasib harga TBS petani sawit swadaya seperti dirinya.

Nasib lebih tragis dialami para petani sawit swadaya di Kecamatan Kikim Barat, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan.

Harga TBS di Kikim Barat bukan sekadar turun, tapi merosot.

"Harga TBS kami Rp 1.200/kg. Padahal sehari sebelumnya masih ada yang Rp 1.600 atau Rp 1.800 per kg," kata Anwar Gunawan, seorang petani sawit swadaya setempat.

Bahkan, kata pria berusia 32 ini, harga pembeelian TBS sudah ada yang anjlok menjadi Rp 500/kg.

"Namun itu harga pembelian di tingkat pengepul. Ya tetap saja sangat terasa ke kami harga itu. Kan ada di antara kami selama ini hanya bisa menjual TBS ke Ram," kata dia.

Tidak hanya itu, ia dan para petani sawit swadaya lainnya malah kebingungan mau ke mana TBS mereka dijual. Padahal semua TBS itu sudah dipanen atau sedang memasuki masa panen.

Sebab, kata Anwar, banyak PKS dan Ram yang memilih untuk tutup dan tidak beroperasi lagi.

"Enggak ada kabar kapan mereka buka lagi. Yang kami tahu, ada banyak PKS atau Ram bikin pengumuman tutup. Udah, gitu aja pengumumannya," kata Anawar Gunawan.

Karena itu tidak heran kalau sejumlah petani sawit pun memilih untuk membiarkan saja kebun sawit mereka. Kegiatan pemanenan TBS pun sudah jarang dijumpai di Kecamatan Kikim Barat.

Komentar Via Facebook :