https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Petani Semangat Panen Meski Harga TBS Murah, ini Alasannya

Petani Semangat Panen Meski Harga TBS Murah, ini Alasannya

Usai panen hari ini, TBS sawit milik Sutan Hasayangan dijemput dan ditimbang pengepul. Foto: Ist.


Pangkalan Kerinci, elaeis.co - Sutan Hasayangan, petani swadaya di Desa Gondai, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Riau, mengaku tetap bersemangat mengurusi kebun sawit miliknya itu di tengah murahnya harga TBS.

Dia berprinsip, bagaimana mungkin setelah bersusah payah selama ini merawat kebun itu hingga berhasil lalu ditinggal begitu dalam sekejap karena harga turun. Baginya, hal itu tidak masuk akal, biar busuk sekalipun tetap ia panen meski tidak laku.

"Harga TBS kelapa sawit memang terus mengalami penurunan dan bahkan sudah melumpuhkan ekonomi petani. Saya masih semangat untuk mengurusi kebun dan memanennya sesuai jadwal. Biar tidak laku dan busuk sekalipun sebisa mungkin tidak dipohonnya," kata Sutan kepada elaeis.co, Senin (27/6).

Menurutnya, tidak ada alasan para pekebun untuk mengatakan tidak memanen sawitnya di tengah anjloknya harga TBS. Sebab, soal harga akan bisa berubah-ubah setiap waktu yang tidak ditentukan.

"Untuk itu, saya secara pribadi masih termotivasi untuk merawat dan menjadikan kebun ini semakin baik produksinya. Sebab, kita tidak tahu dalam waktu dekat ini harga TBS bisa naik lagi, sawit kita tetap terawat tidak rusak pohonnya," sebutnya.

Kalau soal harga pada panen kali ini, lanjutnya, hanya Rp 700 per kilogram setelah sebelumnya masih di angka Rp 900 per kilogram. 

"Memang kalau panen ya rugi, rugi di angkutan dan biaya lainnya. Tapi walau bagaimanapun kebun ini sudah susah payah kita menjadikannya, menghabiskan biaya dan tenaga untuk supaya berhasil seperti saat ini. Kalau kita gak panen, kan rusak dan mubazir," ujarnya.

Dia dan petani sawit lainnya berharap kondisi harga sawit kembali pulih seperti sediakala.

 

Komentar Via Facebook :