https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Petani Swadaya Cari Akal Siasati Rendahnya Harga TBS

Petani Swadaya Cari Akal Siasati Rendahnya Harga TBS

Ilustrasi brondolan sawit (Adek Berry, AFP)


Medan, Elaeis.co - Petani sawit swadaya sadar kalau hasil panen mereka tak akan dihargai sama dengan tandan buah segar (TBS) produksi petani plasma. Namun kata menyerah tak ada dalam kamus mereka.

Junior Siregar, petani swadaya di Kecamatan Huristak, Kabupaten Padang Lawas (Palas), bersama sejumlah temannya mendirikan koperasi untuk mengangkat ‘marwah’ TBS hasil panen dari kebun mereka.

“Nama yang kami pilih adalah Koperasi Produsen Tandan Berduri Sawit. Sudah resmi berdiri, sudah dapat SK dari Kemenkumham melalui bantuan Notaris Riki Fitria,” kata Ketua DPD Asosiasi Sawitku Masa Depanku (SAMADE) Palas ini kepada Elaeis,co.

Sebenarnya Junior dan petani lainnya sudah mendirikan cabang dari Koperasi Produsen SAMADE. “Tapi entah kenapa susah sekali mengurus administrasinya ke dinas terkait di Pemkab Palas,” ungkapnya.

Junior berharap koperasi yang baru berdiri itu nantinya bisa menjadi pemasok hasil panen anggota SAMADE ke salah satu pabrik milik perusahaan sawit swasta nasional yang ada di Huristak. 

“Targetnya bagaimana supaya harganya mendekati harga yang ditetapkan Dinas Perkebunan Sumut. Kan sayang sekali produksi TBS kami yang mencapai 900 ton per satu kali putaran panen, tapi malah hanya bisa dijual ke pengepul dan dihargai rendah,” katanya.

Eko Saputra, petani sawit di Kabupaten Labuhanbatu, mengungkapkan, anggota keluarganya memanfaatkan peluang dari perbedaan harga brondolan sawit untuk menambah penghasilan. Brondolan adalah buah sawit yang sudah matang dan terlepas dari tandannya.

“Adik saya malah sempat ngelangsir brondolan sampai ke Stabat, Kabupaten Langkat. Lumayan, harga brondolan Rp 3.100/kg, berbeda dengan harga buah sawit yang utuh atau TBS yang harganya sekitar Rp 2.100/kg,” bebernya.

Menurutnya, ram atau gudang penampung seringkali mendapatkan brondolan saat membeli TBS dari petani. “Mereka belinya satu harga dari petani, gak beda brondolan dengan TBS,” sebutnya.

“Saat menjual ke PKS, ram memisahkan penjualan TBS dengan brondolan. Jadinya mereka dapat untung double. Peluang ini yang coba kami mainkan juga agar bisa menambah penghasilan,” pungkasnya.

Komentar Via Facebook :