https://www.elaeis.co

Berita / Serba-Serbi /

Petani Tewas Kesetrum Saat Panen Sawit, Ini Imbauan Polisi

Petani Tewas Kesetrum Saat Panen Sawit, Ini Imbauan Polisi

Dua petani Desa Cipare-pare, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, meninggal dunia akibat kesetrum saat memanen buah kelapa sawit di kebun (Serambinews.com)


Jakarta, Elaeis.co - Dua petani sawit, Setiawan dan Supri, meninggal akibat tersengat arus listrik tegangan menengah di Desa Cipare-pare, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, Minggu (18/7) lalu. Mencegah kejadian serupa, Kapolres Subulussalam AKBP Qori Wicaksono SIK mengimbau petani lebih berhati-hati saat beraktifitas di kebun yang berada di dekat jaringan PLN.


“Ini merupakan kasus kedua yang terjadi di Kota Subulussalam dalam tahun 2021,” kata Qori, dikutip Serambinews.com, kemarin.


Dia meminta petani sawit mengambil pelajaran dari naas yang menimpa kedua korban tersebut. Saat memanen buah kelapa sawit, keduanya menggunakan alat yang disebut egrek yang memiliki gagang sepanjang delapan meter yang terbuat dari aluminium.


“Saat memanen sawit, alat panen yang digunakan korban bernama Setiawan rebah ke arah jalan dan mengenai kabel PLN. Korban yang masih memegang gagang egrek langsung tersengat listrik,” ungkapnya.


Sengatan listrik menyebabkan tangan korban lengket di alat panen tersebut dan tubuhnya terbakar. Menyaksikan peristiwa itu, Supri yang juga sepupu korban mencoba membantu melepaskan gagang egrek dari tangan Setiawan. Karena tak paham cara menolong orang yang kesetrum, Supri juga ikut tersengat arus listrik dan mengalami hal yang sama dengan Setiawan.


Diperkirakan sengatan listrik yang mengenai tubuh keduanya berlangsung sekitar lima menit. Keduanya baru lepas setelah arus listrik dipadamkan oleh gardu mesin induk milik PLN. Nyawa kedua pemuda ini tak tertolong.


“Di Subulussalam banyak kebun yang tanamannya dekat dengan jaringan listrik. Karena alat panen sebagian besar berbahan alumunium, berbahaya kalau menyentuh kabel listrik. Apalagi pohon kelapa sawit banyak yang sudah tinggi. Itu sebabnya petani harus menggunakan peralatan kerja yang aman,” sebutnya.


Qori juga mengingatkan petani membiasakan memanen sawit tidak sendirian. “Kalau terjadi sesuatu yang tak diinginkan, ada orang yang bisa menolong,” pesannya.

Komentar Via Facebook :