https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Petani Tunggu Janji Pemerintah

Petani Tunggu Janji Pemerintah

Ilustrasi/dok elaeis


Jakarta, elaeis.co - Meskipun ekspor minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) telah dibuka oleh pemerintah sejak 23 Mei 2022 lalu, namun belum ada tanda-tanda yang menunjukkan harga tandan buah segar (TBS) kembali naik. 

Pemerintah melalui kementerian terkait juga telah mengeluarkan sejumlah regulasi untuk membuat harga TBS kelapa sawit kembali naik. 

Ketua Umum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO), Gulat Medali Emas Manurung, berharap dengan berbagai regulasi yang telah dikeluarkan, ekspor CPO Indonesia bisa berjalan normal kembali dan mendongkrak harga TBS sawit di tingkat petani. 

"Pemerintah kan sudah mengambil kebijakan baru dengan janji harga TBS bisa kembali normal. Kita harapkan itu bisa segera terpenuhi," kata Gulat kepada elaeis.co, Senin (13/6).

"Karena dampaknya bukan cuma kepada petani, tapi kepada indonesia dan dunia. Makanya kita berharap ini segera pulih dengan konsep-konsep yang sudah disampaikan para menteri terkait," imbuhnya. 

Gulat mengatakan, saat ini para petani masih sabar menunggu efek positif dari seluruh regulasi yang dikeluarkan pemerintah. Dia berharap regulasi-regulasi yang telah dikeluarkan bisa berdampak baik pada ekspor CPO dan pertumbuhan harga TBS. 

"Kita masih menunggu hasil regulasi yang baru terbit ini. Kita lihat, positif enggak terhadap harga sawit," katanya. 

"Kalau sebelumnya kan nggak ada ekspor, sekarang sudah ada ekspor, jadi harapan kita segera naik. Kalau nggak naik-naik berarti ada yang salah di kebijakan. Makanya kami selalu ngomong, kebijkan itu jangan terburu-buru," tambahnya. 

Dia mengatakan, meskipun ekspor sudah mulai jalan dengan diterbitkannya izin ekspor untuk 302 ribu ton CPO, namun menurutnya ini masih kurang. Dia berharap izin bisa dikeluarkan untuk ekspor CPO yang lebih besar lagi. 

"Ekspor sudah jalan, kemarin diberi izin 302 ribu ton. Kalau dibandingkan dengan rata-rata normal sebelum huru-hara ini, totalnya kan 3 juta ton per bulan, berarti baru 10 persen. Tetapi sudah masuk lagi permohonan ekspor sebesar 1,2 juta ton, semoga ini cepat prosesnya," kata dia.

Komentar Via Facebook :