Berita / Bisnis /
Populasi Ternak Sapi Pengaruhi Pekebun di Riau
Pekanbaru, Elaeis.co - Dibandingkan 2019, jumlah hewan ternak sapi di Riau meningkat pada tahun 2020. Peningkatan juga cukup signifikan yakni mencapai 6.143 ekor.
Kepala Dinas Peternakan Provinsi Riau, Rahmat Setiyawan menjelaskan pada 2020 tercatat jumlah total hewan ternak sapi mencapai 204.433 ekor. Sedangkan pada 2019 jumlahnya hanya 198.290 ekor.
"Dari data yang kita peroleh memang trandnya meningkat, meski terjadi penurunan di beberapa daerah wilayah Riau," katanya kepada Elaeis.co Sabtu (7/8).
Menurutnya, pertumbuhan populasi sapi dipengaruhi adanya kelahiran dan pemasukan. Ada juga faktor kematian, pengeluaran serta pemotongan ternak.
Dirincikannya, jumlah populasi sapi terbesar di wilayah Riau saat ini berada pada kabupaten Indragiri hulu. Dimana pada 2020 jumlahnya sudah mencapai 37.370 ekor. Kemudian disusul wilayah Kampar sebanyak 28.461 ekor dan kabupaten Siak sebanyak 25.886 ekor sapi.
Selanjutnya, untuk wilayah Kuantan Singingi sebanyak 25.355 ekor sapi, wilayah Rokan Hulu sebanyak 22.513, Rokan Hilir 16.823, Bengkalis 16.673, Pelalawan 12.248, Inhil 6.652, Dumai 5.242, Pekanbaru 3.806 dan Meranti 3.764 ekor sapi.
Rahmat menjelaskan tumbuhnya jumlah populasi sapi tadi tentu berkaitan dengan tingginya potensi bisnis beternak sapi. Terlebih saat ini banyak petani yang tengah mengikuti program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).
"Ini bisa jadi sumber penghasila alternatif bagi petani sawit. Sehingga mendukung permintaan daging yang cukup tinggi saat ini," tuturnya.
Tak hanya disitu, tumbuhnya ternak sapi juga memiliki dampak lain selain sebagai ekonomi alternatif para petani. Seperti misalnya ketersediaan pupuk organik yang mendukung petani sawit saat mengembangkan tanaman sela di lahan sawit miliknya.
Bukan hanya tanaman sela saja, dampak pupuk organik juga berpengaruh terhadap kesuburan tanah. Sehingga jika tanaman sawit telah masuk dalam tanaman buah menghasilkan (TBM) otomatis tanah sudah dalam kondisi subur.
"Malah hasil survei mengatakan, penggunaan pupuk organik dapat meningkatkan bibit tandan buah segar (TBS) hingga 35 persen. Misalnya panen dapat 10 ton bisa meningkat sampai 13 ton," katanya.
"Kita memang tidak memiliki lahan, namun kita mendukung kawasan perkebunan dan pertanian berkelanjutan," imbuhnya.
Komentar Via Facebook :