https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Potensi Melimpah, Ini Kendala Mengekspor Cangkang Sawit dari Bengkulu

Potensi Melimpah, Ini Kendala Mengekspor Cangkang Sawit dari Bengkulu

Pengelolaan komoditas cangkang kelapa sawit dari Provinsi Bengkulu sejauh ini belum maksimal dilakukan, baik oleh pemerintah maupun para pelaku usaha.


Bengkulu, elaeis.co - Pengelolaan komoditas cangkang kelapa sawit dari Provinsi Bengkulu sejauh ini belum maksimal dilakukan, baik oleh pemerintah maupun para pelaku usaha.

Padahal, potensi jenis komoditas yang satu ini di Bengkulu tergolong tinggi, yang disuplai oleh puluhan pabrik kelapa sawit di daerah itu. Diperkirakan mencapai 1 juta ton per tahun. 

Di mata Pejabat Fungsional Ahli Pratama Bea Cukai Bengkulu, Dadang Sudarmadi, terbatasnya jaringan buyer lintas negara membuat eksportir di Provinsi Bengkulu sulit menjual cangkang sawit yang ada.

"Kebanyakan eksportir di daerah tidak memiliki jaringan atau calon buyer ketika ingin sekali mengeskpor barangnya," kata Dadang kepada elaeis.co, Kamis (20/4) kemarin.

Selain buyer, legalisasi perizinan turut menjadi kendala yang sering ditemui pelaku UMKM daerah, khususnya pada pengurusan dokumen pemberitahuan ekspor barang (PEB).

"Ada syarat ekspor yang sering menjadi kendala, yakni buyer dan adanya pembatasan dari negara pemasok. Sebab tidak semua negara membebaskan impor dari negara lain termasuk Indonesia," terangnya.

Ia menyebutkan syarat tersebut harus terpenuhi ketika pengusaha di daerah akan melakukan ekspor. Selanjutnya apabila semua syarat ekspor sudah lengkap, barulah pengusaha akan diarahkan untuk penerbitan dokumen PEB yang didapat gratis dari Bea Cukai.

"Untuk mendapatkan perizinan seperti dokumen Surat Angkut Satwa Liar atau Cites dari BKSDA, KI dari Karantina Ikan, Surat Keterangan Asal (SKA) atau Certificate of Origin (COO) dari Disperindag dan PEB itu mudah didapat," imbuh Dadang. 

Oleh sebab itu, pihaknya terus melakukan pembinaan terhadap pengusaha untuk mengembangkan jaringannya agar perluasan eskpor dapat berlangsung. 

"Salah satu upayanya sosialisasi. Jika mereka yakin dan bisa memulai dengan penjajakan yang masif, tentu bisa melakukan ekspor," demikian Dadang.

Komentar Via Facebook :