https://www.elaeis.co

Berita / Internasional /

Potensi Minyak Kelapa Sawit Indonesia Bisa Menjadi Posisi Tawar untuk Menguasai Pasar Edible Oil di India.

Potensi Minyak Kelapa Sawit Indonesia Bisa Menjadi Posisi Tawar untuk Menguasai Pasar Edible Oil di India.

Kegiatan Globoil India 2023. Foto: ditjenbun.pertanian.go.id


India, elaeis.co – Globoil India merupakan konferensi dan pameran internasional minyak masak, minyak nabati dan oleokimia yang secara regular digelar di India setiap tahun.

“Pasar Edible Oil di India cukup potensial dilakukan peningkatan, terutama Indonesia merupakan produsen vegetable oil dunia," ujar
delegasi Kementan, khususnya Ditjenbun, yang diwakili Prayudi Syamsuri, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan.

Dikatakan Prayudi, potensi minyak kelapa sawit dan minyak kelapa Indonesia dapat dijadikan posisi tawar Indonesia untuk menguasai pasar edible oil di India.

"India juga diketahui dapat menjadi hub atau jembatan perdagangan untuk negara-negara di Kawasan Asia Selatan dan Timur Tengah bahkan Eropa,” tambah Prayudi, dilansir elaeis.co dari website resmi Ditjenbun, Minggu (8/10).

Globoil tahun ini diawali dengan kegiatan 52nd Solvent Extractors’ Association of India (SEA). Globoil India SEA merupakan asosiasi pengusaha dan industri di India yang bergerak dalam bidang ekstraksi pelarut (solvent extraction) yang termasuk pengolahan minyak nabati.

SEA dibentuk sejak 1963 dan beranggotakan sebanyak 875 anggota, termasuk 350 pabrik pengolahan dengan total produksi mencapai 30 juta ton.

Lebih lanjut Prayudi mengatakan, untuk menjadi produsen edible oil yang lebih kompetitif, Indonesia terus mendorong Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) untuk diimplementasikan pada skala-skala pekebun dan perusahaan sehingga dapat memastikan seluruh praktik kelapa sawit Indonesia berkelanjutan.

Selain itu, tambahnya, untuk mencapai keberlanjutan kelapa sawit di pekebun, maka sudah menjadi kewajiban pemerintah dalam memfasilitasi perbaikan tata kelola terutama pada aspek regulasi hukum, peningkatan kapasitas pekebun, fasilitasi produksi dan produktivitas serta teknologi dan inovasi.

Prayudi menambahkan, perlu juga ditekankan lagi semangat kolaborasi antara negara-negara produsen dan konsumen edible oil, dan CPOPC.

"Saya kira dapat menjembatani itu semua, sekaligus dapat mengatasi kampanye negatif terhadap industri kelapa sawit Indonesia dimana harus ada strategi-strategi jitu menggunakan informasi faktual di berbagai media tentang praktik sawit Indonesia sudah pada tahap yang berkelanjutan," ungkapnya.

Komentar Via Facebook :