Papua Barat, Elaeis.co - Jika berbicara potensi untuk kualitas kebun kelapa sawit, Provinsi Papua Barat tidak kalah dengan daerah lain. Sebab kandungan mineral dalam tanahnya juga tinggi.

Bahkan kualitas tandan buah segar kelapa sawit juga tidak bisa dibilang sembarangan. Jika hanya diukur dengan besaran buah, wilayah ini bisa menjadi pemegang rekornya.

Namun beragam permasalahan mulai dari usia tanam yang sudah tua, kurangnya pabrik kelapa sawit (PKS) yang dapat menampung hasil kebun dan lain sebagainya membuat petani kelapa sawit di wilayah ini kurang bergairah.

"Padahal saat ini harga sawit terbaik sepanjang sepengetahuan saya tinggal di Papua Barat. Sekarang penetapan pemerintah sebesar Rp2.800/kg," ujar Sekretaris DPW Apkasindo Papua Barat, Dorteus Paiki kepada elaeis.co, Jumat (11/2/2022).

Namun lanjut Paiki, tidak semua petani bisa menikmati harga tadi. Bahkan juga petani yang bermitra atau yang sudah berlembaga. Sebab mereka masih harus membayar cicilan kepada perusahaan. Apalagi petani swadaya yang harus menerima buah kelapa sawitnya dibeli dengan harga rendah.

Tapi kalau untuk produksi, Paiki menceritakan dari kebun seluas 4.400 hektar saja bisa memasok untuk PKS yang kapasitasnya 60 ton/jam. Bahkan beberapa waktu lalu over kapasitas hingga tidak bisa menampung hasil kebun para petani.

"Kalau potensi jangan tanya," tegasnya.

Kendati demikian untuk ekspansi kebun kelapa sawit di Papua Barat memang sudah tida banyak lagi. Sebab, provinsi ini dicanangkan sebagai provinsi konservasi oleh pemerintah. Jadi petani hanya dapat memaksimalkan lahan yang ada.

"Untuk itu kita minta dukungan pemerintah untuk turut andil dalam menyelesaikan beragam masalah petani di Papua Barat ini," tandasnya.