https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Potensinya Besar, Pendapatan dari Kemetrologian Belum Digarap Maksimal

Potensinya Besar, Pendapatan dari Kemetrologian Belum Digarap Maksimal

Rombongan Dinas Kumdagri Tanbu melihat sarana prasarana Bangunan Instalasi di Pusbin Kemetrologian Bandung. foto: Pemkab Tanbu


Batulicin, elaeis.co – Dinas Koperasi Usaha Mikro Perdagangan dan Perindustrian (Dkumdagri) Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu), Kalimantan Selatan, terus mencari sumber peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Diantaranya dari tera timbangan jembatan sawit, nozel SPBU/SPBN, dan tangki ukur mobil (TUM).

Terkait dengan hal itu, Kepala Dkumdagri Tanbu, Hamaluddin Tahir, didampingi Kabid Perdagangan dan Metrologi H Heriansyah serta Pengawas Metrologi melakukan kunjungan ke Direktorat Metrologi, Kementerian Perdagangan, di Bandung, Jawa Barat. Rombongan ini diterima oleh Direktur Metrologi, Sri Astuti beserta stafnya.

Sri mengaku sangat senang menerima informasi tentang banyaknya potensi kemetrologian di daerah dan kendala yang dihadapi yakni regulasi yang belum lengkap dan spesifik. "Seperti tidak disebutkannya secara jelas aturan tera TUM dan TUTSIT untuk hasil produksi minyak sawit (CPO)," katanya.

TUTSIT atau tangki ukur tetap silinder tegak merupakan salah satu jenis tangki yang wajib dilakukan kalibrasi secara berkala untuk mendapatkan informasi volume secara akurat. Ini harus dilakukan karena kondisi tangki senantiasa berubah disebabkan berbagai hal seperti ekspansi akibat perubahan suhu operasi.

Perubahan tangki juga dapat disebabkan oleh relokasi tangki serta perubahan kepadatan produk yang mempengaruhi karakteristik ekspansi tangkinya. Hal inilah yang menyebabkan kalibrasi tangki perlu dilakukan secara berkala.

Menurut Sri, informasi yang dia dapat dari daerah akan menjadi bahan masukan yang sangat bagus dalam rencana pembahasan revisi Permendag Nomor 67 Tahun 2018 tentang Alat-Alat Ukur, Takar, Timbang, dan Perlengkapannya Yang Wajib Ditera dan Ditera Ulang serta Permendag nomor 68 Tahun 2018 tentang Tera Dan Tera Ulang Alat-Alat Ukur, Takar, Timbang, dan Perlengkapannya. "Kedua perda ini sudah tidak mendukung terhadap peningkatan PAD," tukasnya.

Hamaluddin juga menjelaskan, selain TUM dan TUTSIT, masih banyaknya peluang peningkatan PAD melalui kemetrologian seperti tera kWh PDAM, tera kWh listrik, timbangan berjalan, dan flowmeter atau alat yang dipakai untuk mengetahui aliran material gas dan cairan yang dipakai banyak perusahaan di Kabupaten Tanbu.

"Masih banyak yang belum tersentuh. Potensi untuk peningkatan PAD masih sangat terbuka mengingat Tanbu memiliki kawasan industri serta adanya kawasan pertambangan maupun perkebunan sawit," tukasnya.

Untuk menggarap potensi itu, menurutnya, harus disiapkan SDM dan alat standar yang sesuai agar bisa melaksanakan pelayanan kegiatan tera. "Untuk itu kami meminta kepada Direktur Metrologi agar ada prioritas untuk pelatihan atau diklat penera dan pengawas kemetrologian dari Tanbu di Pusbin Kemetrologian Bandung agar bisa meningkatkan keahlian mereka," sebutnya.

Saat berkunjung ke Pusbin Kemetrologian Bandung, rombongan dari Tanbu berkesempatan melihat secara langsung sarana prasarana Bangunan Instalasi untuk pelaksanaan Tera KwH Listrik dan Air serta peralatan Total Stasion dan Flowmeter yang biasa dipakai untuk kegiatan peneraan.

“Kami dari Dinas Kumdagri, berpegang pada Permendag Nomor 67 dan 68 tahun 2018 serta Perda Tanah Bumbu No 5 tahun 2018, berusaha semaksimal mungkin untuk menggali potensi PAD melalui Kemetrologian dan menjadikan Tanbu sebagai Daerah Tertib Ukur agar transaksi terjamin halal sesuai visi Bupati Zairullah Azhar yaitu Kabupaten Tanbu menuju Serambi Madinah” pungkasnya.
 

Komentar Via Facebook :