Berita / Bisnis /
PPKS Medan Kuasai Pasar Kecambah untuk Program PSR
Medan, Elaeis.co - Produsen bibit unggul, Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, menguasai pasar penjualan kecambah untuk program peremajaan sawit rakyat (PSR).
Kepala Bagian Penelitian PPKS Medan, Suroso Rahutomo, kepada Elaeis.co, Jumat (27/8/2021), menyebutkan, untuk tahun 2020 saja penjualan kecambah PPKS mencapai 30 juta butir. "Tapi itu akumulasi penjualan secara umum. Sudah termasuk untuk PTPN, perusahaan swasta, dan petani yang bukan peserta PSR maupun yang ikut PSR," kata Suroso.
Irma, Marketing PPKS, menambahkan, penjualan kecambah sawit produksi PPKS untuk kebutuhan perusahaan penangkar dan peserta PSR mencapai 19.867.207 butir. "Itu akumulasi penjualan selama pelaksanaan PSR dimulai tahun 2017 sampai penjualan Juli 2021," kata Irma.
Tahun 2017 penjualan kecambah untuk PSR mencapai 884.078 butir, tahun 2018 2.157.714 butir, tahun 2019 3.508.297 butir, tahun 2020 8.553.012 butir, dan penjualan sementara tahun 2021 mencapai 4.764.106 butir.
"Tahun 2017 sampai 2020 harga kecambah kami jual Rp7.500 per butir, dan untuk tahun ini harganya naik Rp500 menjadi Rp8000 per butir," ujar Irma.
Disinggung mengenai varietas yang paling banyak diminati, Irma menyebutkan DxP Simalungun, DxP PPKS 540, dan varietas DxP Yangambi. "Ada tiga provinsi yang paling banyak menyerap kecambah produksi PPKS untuk program PSR. Yakni Provinsi Sumatera Utara, Riau, dan Kalimantan Barat," ujar Irma.
Saistyio Hagi, Pemasaran kecambah produksi PT Dami Mas (grup Sinar Mas), mengungkapkan, penjualan kecambah mereka sepanjang tahun 2017-2020 mencapai 36 juta butir. "Namun untuk penyaluran ke PSR masih minim, kurang dari 5 persen dari total penjualan yang 36 juta butir itu," kata Saistyo.
Kecambah produksi Dami Mas, kata dia, adalah DxP Dami Mas yang dihargai Rp9.500 per butir dan DxP Dami Mas IGR (Toleran Ganoderma) yang dihargai Rp16.000 per butir. "Nah, varietas yang biasa dipakai untuk PSR yakni DxP Dami Mas. Dan penyerapan terbesar adalah di empat provinsi di Pulau Sumatera yakni Aceh, Sumut, Riau, dan Jambi," kata Saistyo.
Edi Hariyanto dari PT Tania Selatan menyebutkan pihaknya belum terlibat banyak dalam program PSR. "Kami baru mulai terlibat di PSR akhir-akhir ini saja. Dulu kami lebih banyak fokus untuk memenuhi kebutuhan internal yang sangat besar," kata Edy.
Sebagai informasi, PT Tania Selatan merupakan anak usaha dari Wilmar Group, sebuah kelompok perusahaan sawit swasta nasional terkemuka. PT Tania Selatan diketahui memproduksi tiga varietas kecambah yang dikenal tahan di segala jenis lahan, yakni DxP TS 1, DxP TS 2, dan DxP TS 3.
Komentar Via Facebook :