Jakarta, Elaeis.co - Perkebunan kelapa sawit di Indonesia terus menghadapi tantangan. Namun, prinsip berkelanjutan yang dikembangkan membuat industri ini mampu melahirkan banyak produk hilir yang dikonsumsi masyarakat luas.

"Perkebunan kelapa sawit saat ini telah memiliki banyak produk turunan yang banyak dikonsumsi masyarakat. Karena itu, tidak mungkin lagi menolak sawit. Sia-sia Anda menolak sawit, nanti Anda sendiri yang rugi," kata Plt Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian, I Putu Juli Ardika, Kamis (9/9/2021).

Hal itu ia ungkapkan saat membuka webinar bertajuk "Momentum Industri Oleochemical Indonesia di Pasar Global: Peluang dan Tantangan" yang digelar oleh Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (APOLIN). 

Putu sendiri mengaku merasakan banyak manfaat dari produk turunan sawit yang ia dan keluarganya konsumsi. 

"Di pagi hari saja saya sudah merasakan manfaat dari sawit. Saat mandi saya pakai sabun dan shampo yang mengandung sawit," bebernya.

Siapa pun yang tetap ngotot menolak sawit, Putu menilai hal itu justru menolak banyak hal positif yang ada di dalam sawit. 

Untuk pendapatan negara sendiri, pihaknya mencatat setidaknya sudah ada Rp300 triliun devisa yang dihasilkan dari sawit sepanjang bulan Januari sampai Agustus 2021.

Pendapatan itu diperoleh dari produksi dan perdagangan 80 persen produk hilir sawit di luar CPO, sementara 20 persen lainnya merupakan ekspor CPO. 

"Dan sejauh yang tercatat, sudah ada 160 jenis produk hilir sawit yang berhasil dibuat industri sawit nasional kita. Seperti untuk kepentingan pangan, oleochemical, bahan bakar nabati, dan lainnya," sebutnya.

Pemerintah juga telah membuat banyak kemudahan dan menyediakan beragam fasilitas guna mendorong terciptanya banyak hilirisasi sawit, plus memudahkan industri sawit untuk semakin kuat dan berkembang menghadapi persaingan global.