https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Produksi CPO Secara Mandiri, Petani Sawit Kesulitan Cari Pembeli

Produksi CPO Secara Mandiri, Petani Sawit Kesulitan Cari Pembeli

Produksi CPO di PKS mini. foto: ist.


Bengkulu, elaeis.co - Sejumlah petani sawit di Provinsi Bengkulu berhasil mengolah tandan buah segar (TBS) sawit menjadi Crude Palm Oil (CPO). Dalam sebulan produksi CPO yang dihasilkan dari satu unit mesin pabrik kelapa sawit (PKS) mini bisa mencapai 10 ton. Sayangnya, CPO yang diproduksi secara mandiri oleh petani di daerah tersebut belum terserap oleh pasar.

Wakil Ketua Kadin Provinsi Bengkulu, Arnop Wardin mengaku, saat ini ada ratusan petani kelapa sawit di Bengkulu yang memproduksi CPO secara mandiri menggunakan PKS mini. Mereka tersebar di Kota Bengkulu, Kabupaten Seluma, dan Kabupaten Bengkulu Tengah. 

"Kita sebenarnya sangat senang karena saat ini petani di Bengkulu sudah bisa mengolah TBS sawit secara mandiri menjadi CPO di PKS mini. Tapi penjualan CPO-nya belum maksimal, masih sulit mencari offtaker," kata Arnop, Minggu (30/7).

Arnop mengaku, pengelolaan TBS kelapa sawit menjadi CPO oleh petani sudah berjalan sejak Februari 2022 lalu. Namun hingga saat ini prosesnya masih dalam tahap trial and error. Meski begitu, produksi CPO yang dilakukan oleh petani ini sudah cukup memuaskan, per bulan bisa mencapai 10 ton CPO. "Saat ini ada 3 mesin yang dijalankan," tuturnya.

Marwan mengaku, CPO yang diproduksi secara mandiri ini diproses menggunakan mesin yang dirakitnya dari barang bekas. Estimasi biaya untuk membuat mesin tersebut mencapai kurang lebih Rp 20 juta. Saat ini, mesin tersebut mampu mengolah buah kelapa sawit sebanyak 2 ton per hari. "Mesinnya kita buat sendiri dengan biaya sendiri," ujarnya.

Ia berharap, pemerintah daerah dapat membantu memperluas pemasaran CPO produksi petani. "Mohon difasilitasi agar CPO yang dihasilkan secara mandiri tersebut dibeli oleh pabrik CPO yang ada di daerah ini. Atau jika memang benar-benar peduli dengan kesejahteraan rakyatnya, pemerintah sendiri yang menampung CPO tersebut. Caranya, bisa dibeli lewat Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)," tutupnya.

 

Komentar Via Facebook :