https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Produksi Gula Merah Sawit Hadapi Sejumlah Kendala, Pemkab Pasbar Lakukan ini

Produksi Gula Merah Sawit Hadapi Sejumlah Kendala, Pemkab Pasbar Lakukan ini

Rombongan Bappelitbangda Pasbar bersama Balitbang Sumbar dan BRIN melihat proses pembuatan gula merah sawit. foto: Bappelitbangda Pasbar


Simpang Empat, elaeis.co - Pada tahun 2023 petani di Nagari Sungai Aua, Kecamatan Sungai Aur, Kabupaten Pasaman Barat (pasbar), Sumatera Barat, berinovasi memanfaatkan limbah batang kelapa sawit yang telah diremajakan (replanting) dan mengolahnya menjadi gula merah. Inovasi tersebut dilakoni petani di dua kejorongan, yaitu Jorong Bayang Tengah dan Jorong Kasiak Putih. 
 
Dalam rangka menindaklanjuti kreativitas tersebut, Bappelitbangda Kabupaten Pasaman Barat bersama Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Provinsi Sumatera Barat dan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) yang juga melibatkan Wali nagari dan Sekretaris Nagari Sungai Aua, membahas usulan perekayasaan pemanfaatan limbah pohon sawit yang tidak produktif menjadi gula merah.
 
Jumat (23/2), Kepala Balitbang Provinsi Sumatera Barat Bustavidia beserta tim yang didampingi oleh Plt. Kepala Badan Bappelitbangda Kabupaten Pasaman Barat Ikhwanri dan tim, melakukan kunjungan peninjauan langsung ke lapangan di Nagari Sungai Aua.
 
Ikhwanri mengatakan, kunjungan tersebut merupakan study awal sub kegiatan penelitian pengembangan dan perekayasaan bidang teknologi dan inovasi yang merupakan kegiatan Balitbang Provinsi pada Bidang Inovasi dan Teknologi dengan menfokuskan salah satu lokasi di Kabupaten Pasaman Barat sesuai dengan usulan yang telah disampaikan oleh Bappelitbangda Kabupaten Pasaman Barat ke Balitbang Provinsi Sumatera Barat. 
 
“Pembuatan gula merah dari kelapa sawit di Nagari Sungai Aua bukan hanya merupakan upaya untuk meningkatkan nilai tambah dari komoditas lokal, tetapi juga merupakan langkah menuju inovasi ekonomi yang berkelanjutan dan berdampak positif bagi masyarakat setempat," jelasnya dalam keterangan resminya, kemarin.
 
Dia menjelaskan, berdasarkan keterangan penghasil limbah batang sawit tersebut, satu batang sawit dalam waktu 24 jam dapat dilakukan pengambilan air nira sebanyak 3 kali. Satu kali proses pengambilan air batang sawit membutuhkan waktu selama kurang lebih 8 Jam. Dan satu kali proses pengumpulan air sawit diperoleh sebanyak 10 liter air. Dari 10 liter air sawit dapat diperoleh 2 kg gula merah kelapa sawit.
 
"Tetapi ada beberapa kendala yang ditemui, yaitu proses pengumpulan air yang cukup lama hingga 8 jam sehingga kurang efektifnya waktu pada saat pengumpulan. Selain itu, proses pembekuan gula merah yang sering gagal, dan air sawit yang telah dikumpulkan hanya bertahan beberapa jam dan cepat rusak. Inilah yang akan dicari solusinya," jelasnya.
    
Air nira dari kelapa sawit dapat diambil dengan cara menebang pohon yang sudah tidak produktif. Batang sawit yang sudah ditumbang dibersihkan sampai didapatkan umbutnya. Umbut ini yang akan menjadi tempat keluar nira dengan cara diiris-iris sekitar 2 cm.

Nira kemudian ditampung dengan ember lalu dimasak hingga menjadi warna kemerah-merahan. Setelah itu dimasukkan ke dalam cetakan dan ditunggu hingga kering dan mengeras.


 

Komentar Via Facebook :