Berita / Nusantara /
Produksi Pupuk Majemuk Masih Sulit di Indonesia
Jakarta, elaeis.co - Kondisi harga pupuk baik subsidi maupun non subsidi yang tinggi dengan stok yang terbatas seharusnya menjadi peluang bagi produsen dalam negeri. Namun pasar tersebut dinilai sulit digagahi lantaran minimnya bahan baku pembuatan pupuk. Terutama pupuk majemuk tag terdiri dari beberapa unsur haraga.
Misalnya saja jenis NPK yang menjadi andalan bagi para petani kelapa sawit dalam merawat kebun kelapa sawitnya.
Saat berbincang bersama elaeis.co, Ketua Umum DPP Apkasindo Perjuangan, Alfian Arahman menjelaskan pupuk NPK adalah pupuk majemuk yang terdiri dari tiga unsur hara. Yakni nitrogen, Phospor dan Kalium. Menurutnya pupuk jenis ini tentu saja bisa diproduksi oleh pabrik pupuk dalam negeri. Namun belum tentu mampu memenuhi permintaan pasar se-Nusantara.
"Ini masih berat, karena dua bahan baku yakni Phospor dan Kalium masih harus import dari luar negeri," katanya, Sabtu (2/4)
Padahal pupuk tersebut adalah salah satu pupuk yang menjadi andalan para petani. Karena kelengkapan unsur hara tadi.
Sementara untuk pupuk tunggal, ia memprediksi dapat di produksi dalam negeri. Namun tentu pasarnya tidak sebesar pupuk majemuk tadi. Sebab petani kelapa sawit kurang meminati pupuk jenis ini karena tidak lengkapnya unsur hara yang dibutuhkan.
"Kalau menggunakan pupuk tunggal maka petani akan mengeluarkan biasa lebih besar lagi. Karena ada tiga unsur yang harus dipenuhi nah jika menggunakan pupuk tunggal maka petani harus membeli tiga varian pupuk. Yakni untuk kesuburan tanah, untuk tanaman dan sebagainya," katanya.
Kondisi saat ini kata Alfian harga pupuk memang masih tinggi. Malah kini ditambah lagi dengan dampak yang ditimbulkan perang antara Ukraina dan Rusia. Lantaran dua negara tersebut merupakan salah satu negara pengimpor bahan baku pupuk.
"Jadi seberapa tinggi harga pupuk, petani harus beli. Kan ada putarannya, periodenya, kalau sudah saatnya memupuk ya kita harus memupuk. Tidak bisa tidak," bebernya.
Dengan demikian Alfian berharap pemerintah memperhatikan serta memfokuskan harga pupuk tersebut. Sehingga petani tidak terlalu tertekan.
"Petani terus menjerit. Makanya perlulah pemerintah mencari solusi harga pupuk ini," tandasnya.
Komentar Via Facebook :