https://www.elaeis.co

Berita / Kalimantan /

Produksi Sawit Kalsel Stabil Walau Curah Hujan Tinggi, Karet Sebaliknya

Produksi Sawit Kalsel Stabil Walau Curah Hujan Tinggi, Karet Sebaliknya

Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Provinsi Kalsel, Suparmi. foto: Diskominfo Kalsel


Banjarbaru, elaeis.co - Sepanjang 2022, produksi perkebunan khususnya kelapa sawit di Kalimantan Selatan (Kalsel) tidak mengalami penurunan meskipun pada akhir tahun lalu mengalami curah hujan tinggi.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Provinsi Kalsel, Suparmi, saat menjelaskan kinerja produksi perkebunan sawit sepanjang tahun lalu.

“Produksi kelapa sawit di 2022 tidak mengalami penurunan produksi walau curah hujan cukup tinggi. Malah ada peningkatan produksi meskipun sedikit dibanding 2021,” jelasnya melalui keterangan resmi Diskominfo Kalsel, kemarin.

Sementara itu terkait harga minyak sawit mentah (CPO) di Kalsel, Suparmi menyebutkan, untuk periode Februari 2023 berdasarkan hasil perhitungan untuk harga CPO turun sebesar 1,82 persen dibanding harga Januari. Tepatnya dari Rp 11.651,32 menjadi Rp 11.439,48.

Sebaliknya, harga inti sawit mengalami kenaikan sebesar 1,44 persen atau dari Rp 5.098,41 pada Januari menjadi Rp 5.171,90 pada Februari.

Sedangkan Nilai Indeks K naik sebesar 1,09 dari 88.43 persen menjadi 89.41 persen.

“Untuk harga TBS kelapa sawit periode Januari mengalami penurunan harga rata-rata sebesar 0,43 persen dengan harga terendah pada umur tanaman tiga tahun Rp 1.776,43/kg dan harga tertinggi Rp 2.469,21/kg pada umur 13 tahun,” ungkap Suparmi.

Berbeda dengan sawit, produksi perkebunan karet 2022 mengalami penurunan karena ada penyakit gugur daun sehingga perlu ditingkatkan manajemen pemeliharaannya.

“Curah hujan yang tinggi memang mempengaruhi jumlah produksi karet, tapi lebih signifikan karena manajemen pemeliharaan,” jelasnya.

Diketahui, di 2023 Disbunnak Kalsel memprioritaskan program intensifikasi dan diversifikasi tanaman karet dengan inovasi Bang Sibon Berkaret. Dalam program ini dilakukan pengembangan perkebunan karet dengan pola jarak tanam ganda dan tumpang sari dengan tanaman pangan.

“Kalsel dengan 270 ribu hektare area kebun karet sudah memiliki 229 Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB),” ucapnya.
 

Komentar Via Facebook :