Palembang, elaeis.co - Sudah hampir dua bulan belakangan, kebun kelapa sawit Koperasi Mukti Jaya mengalami penurunan produksi. Penurunan produksi  ini terjadi pada kebun dengan usia tanam yang sudah lumayan berumur.

Ketua Umum Koperasi Mukti Jaya, Bambang Gianto mengatakan penurunan yang terjadi sejak Januari 2024 lalu itu sudah mencapai 30-50 persen dari produksi normal. Tentu turunnya produksi ini sangat mempengaruhi penghasilan petani kelapa sawit.

"Kalau yang tanamannya masih muda produksinya masih bagus dan stabil," ujarnya kepada elaeis.co, Selasa (27/2).

Diceritakan Bambang, ada beberapa kemungkinan yang mempengaruhi turunnya produksi kebun tadi. Pertama adalah faktor cuaca yang sebelumnya musim kemarau terjadi cukup panjang. Meski memang beberapa belakangan ini intensitas hujan sudah lumayan tinggi.

Kemudian faktor berikutnya adalah perawatan yang kurang maksimal. Dimana harga pupuk masih cenderung tinggi bagi petani. Alhasil petani tidak melakukan pemupukan secara optimal.

"Bisa jadi kurang perawatan dan kurang pemupukan. Sebab harga pupuk masih tinggi," terangnya.

Padahal sebagai pengingat, koperasi yang berdiri di Kabupaten Banyuasin itu sempat menjadi koperasi percontohan hingga taraf internasional pada tahun 2016 silam. Salah satunya yakni di sisi peremajaan.

Koperasi ini sendiri saat ini memiliki 1.500 petani plasma dan 700 petani swadaya. Dimana anggota 2.283 orang yang luasannya meliputi 6 wilayah desa di kabupaten itu.