https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Produksi TBS Kelapa Sawit di Bengkulu Utara Menurun

Produksi TBS Kelapa Sawit di Bengkulu Utara Menurun

Petani di Kabupaten Bengkulu Utara memanen TBS kelapa sawit.


Bengkulu, elaeis.co - Hasil produksi Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Kabupaten Bengkulu Utara terus menurun selama enam bulan terakhir. Fenomena ini memunculkan kekhawatiran di kalangan petani.

Petani Sawit di Desa Suka Makmur, Kecamatan Giri Mulya, Kabupaten Bengkulu Utara, M. Fadli mengungkapkan, keprihatinannya terhadap penurunan produksi kelapa sawit. Bahkan dari luas lahan sebesar lima hektar, hanya mampu menghasilkan 3 ton TBS kelapa sawit.
"Kalau normalnya kami bisa menghasilkan 10 ton dalam 5 hektar itu. Sekarang kalau panen paling banyak 3 ton saja," ujar Fadli kepada Elaeis.co, Minggu 11 Februari 2024.

Menurut Fadli, penurunan produksi ini disebabkan oleh masa trek yang melanda daerah tersebut. Kondisi cuaca yang tidak menentu dan berbagai faktor lingkungan lainnya mempengaruhi kesehatan dan pertumbuhan tanaman kelapa sawit.
"Kemungkinan karena masa trek dan kondisi cuaca yang tidak menentu, sehingga mempengaruhi tanaman," tutur Fadli.

Fadli mengaku, akibat masa trek dan cuaca yang tidak normal, telah membuat petani kelapa sawit lainnya dalam kondisi lebih memprihatinkan. Ada yang hanya mampu menghasilkan 100 kg TBS dalam satu hektar lahan. 
"Yah punya saya masih agak mendingan. Punya yang lain bahkan hanya dapat 100 kg per hektar," ujar Fadli.

Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bengkulu Utara, Desman Siboro mengaku, telah melakukan pemantauan intensif terhadap kondisi kebun kelapa sawit di wilayah Bengkulu Utara. Bahkan pihaknya saat ini sedang melakukan berbagai upaya untuk membantu petani mengatasi masalah ini.
"Berdasarkan data yang kami kumpulkan, memang terjadi penurunan produksi yang signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Kami sedang berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk memberikan bantuan dan solusi yang tepat kepada para petani," ujar Desman.

Salah satu solusi yang dipertimbangkan adalah memberikan bantuan teknis kepada petani untuk meningkatkan manajemen kebun, termasuk penggunaan pupuk organik dan teknik irigasi yang lebih efisien. Selain itu, pihak Dinas Pertanian juga akan memberikan penyuluhan dan pelatihan kepada petani mengenai praktik pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
"Kami akan memberikan bantuan teknis ke petani sawit termasuk penggunaan pupuk organik dan teknik irigasi yang lebih efisien hingga penyuluhan dan pelatihan," pungkas Desman.
 

Komentar Via Facebook :