Berita / Sumatera /
Produksi TBS Sawit di Bengkulu Menurun, Harga Terus Melonjak
Bengkulu, Elaeis.co - Petani kelapa sawit di wilayah Bengkulu mengalami penurunan produksi Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit mencapai 50 persen dari biasanya. Meski begitu, harga TBS kelapa sawit terus melonjak hingga 2.530 per kilogram.
Seorang petani sawit di Kabupaten Bengkulu Tengah, Iskandar Maun menyatakan, produksi TBS kelapa sawit di kebun mengalami penurunan. Hal ini bahkan telah berlangsung sejak tahun 2023 lalu.
"Biasanya petani bisa menghasilkan 1 ton TBS dalam satu hektare, kalau sekarang palingan hanya 500 hingga 600 kilogram saja," kata Iskandar, Selasa 12 Maret 2024.
Baca Juga: Petani Kelapa Sawit Bengkulu Desak BPDPKS Salurkan Anggaran untuk Pembangunan Jalan Kebun
Meskipun produksi TBS sawit menurun, harga komoditas ini terus melonjak dalam beberapa hari terakhir. Bahkan, harga tertinggi mencapai Rp 2.530 per kilogram di tingkat pabrik.
"Kalau hari ini harga TBS sawit belum berubah, tetapi beberapa hari kemarin naik terus setiap hari," tambah Iskandar.
Kenaikan harga TBS sawit menjadi sorotan utama di kalangan petani. Mereka mengaku khawatir dengan ketidakpastian pasokan yang berdampak langsung pada produksi dan kesejahteraan petani.
"Kami sangat prihatin dengan kondisi ini. Penurunan pasokan seperti ini akan berdampak pada kesejahteraan petani sawit," tutupnya.
Baca Juga: Harga TBS Ditingkat Petani di Bengkulu Rendah, Ini Alasannya
Sementara itu, Pengamat Ekonomi Universitas Bengkulu, Prof Dr Kamaludin SE MM memperkirakan bahwa kenaikan harga TBS sawit dipicu oleh berbagai faktor, termasuk peningkatan permintaan dari pabrik kelapa sawit. Hal tersebut terjadi karena produksi TBS kelapa sawit yang menurun.
"Permintaan CPO dari sektor industri makanan dan non-makanan terus meningkat, yang mendorong kenaikan permintaan dan harga TBS sawit," jelas Kamaludin.
Menurut Kamaludin, naiknya permintaan TBS kelapa sawit dapat dilihat dari komentar beberapa petani. Dimana mereka mengaku kesulitan memenuhi kuota pasokan TBS sawit kepada pabrik pengolahan.
"Kami berharap pemerintah dapat memberikan solusi untuk meningkatkan pasokan TBS sawit sehingga petani dapat memenuhi permintaan pasar," tutupnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, Rizon SHut MSi mengaku, telah melakukan langkah-langkah untuk mengatasi masalah penurunan pasokan TBS sawit. Salah satunya adalah dengan memberikan bantuan teknis kepada petani dalam meningkatkan produktivitas kebun sawit mereka.
"Kami terus berupaya untuk membantu petani meningkatkan hasil panen dan mengatasi kendala-kendala yang mereka hadapi," kata Rizon.
Rizon berharap situasi ini dapat segera diatasi. Sehingga petani sawit di Bengkulu dapat kembali menghasilkan dengan optimal dan mendapatkan keuntungan yang layak.
"Kami berharap ada solusi yang dapat memulihkan pasokan TBS sawit seperti pemberian bantuan pupuk dari pemerintah pusat," pungkasnya.
Komentar Via Facebook :