Berita / Kalimantan /
Produktivitas Petani Sawit Bulungan Rendah, Sederet Masalah ini Biangnya
Tanjung Selor, elaeis.co - Produktivitas petani sawit di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, masih tergolong rendah. Untuk meningkatkannya, pemda setempat melakukan sejumlah upaya, salah satunya menggandeng Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) untuk memberikan pelatihan bagi Tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) se-Kabupaten Bulungan.
Manajer Program Perkebunan Kelapa Sawit YKAN, Yohanes Ryan mengatakan, pelatihan pada penyuluh pertanian adalah salah satu upaya untuk menutupi senjang kapasitas produksi untuk pekebun kecil.
Pada kasus Bulungan, berdasarkan penelitian, ada kesenjangan produksi pada pekebun kecil yang mencapai 61 persen sesuai data tahun 2024. "Produktivitas yang rendah ini disebabkan oleh faktor agronomi dan non-agronomi seperti bibit berkualitas rendah, kesuburan tanah rendah, kekeringan, penyakit hama, dan praktik agronomi yang buruk," paparnya dalam siaran pers dikutip Selasa (8/11).
Dia menambahkan, pembukaan kebun, pemeliharaan lahan, pemanenan, dan transportasi, juga berkontribusi pada produktivitas dan pengembalian investasi yang rendah bagi pekebun kecil. "Ada pula beberapa kendala dari aspek kepemilikan lahan, kompetensi teknis, modal, dan kewirausahaan," sebutnya.
“Isu-isu ini yang coba kami berikan ke penyuluh agar mereka bisa membantu para pekebun kecil mandiri nantinya,” sambungnya.
Pada pelatihan ini, di samping kemampuan tentang hal-hal teknis, penyuluh pertanian juga akan dibekali kompetensi dan kapabilitas serta profesionalitasnya dalam membimbing dan menyelenggarakan penyuluhan.
Sementara untuk isu-isu perdagangan global, penyuluh juga akan dibekali pemahaman tentang pentingnya perlindungan lingkungan seperti NKT dan perlindungan gambut dan hutan.
Manajer Program Terestrial YKAN, Gunawan Wibisono menambahkan, dengan semakin banyak penyuluh yang membantu pekebun, maka akan membantu pemda dalam mencapai salah satu visi Kabupaten Bulungan yaitu “Berdaulat Pangan, Maju dan Sejahtera”.
Artinya, Kabupaten Bulungan nantinya secara mandiri memproduksi pangan yang berkualitas dan produktif secara berkelanjutan dan ramah lingkungan serta menghormati keanekaragaman pangan berbasis budaya lokal.
"YKAN mendukung Pemkab Bulungan dalam mengimplementasikannya. Kami bermimpi, setidaknya ada pekebun kecil dari Bulungan yang memiliki standar sertifikasi berkelanjutan dalam lima tahun mendatang,” pungkasnya.
Komentar Via Facebook :