https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Produktivitas Sawit Rakyat Bakal Anjlok, ini Sebabnya

Produktivitas Sawit Rakyat Bakal Anjlok, ini Sebabnya

Gudang pupuk milik PT Pupuk Indonesia: Foto: PT Pupuk Indonesia


Rengat, elaeis.co - Produktivitas perkebunan kelapa sawit rakyat di Indragiri Hulu (inhu) terancam anjlok. Kondisi itu terjadi lantaran langka dan mahalnya pupuk kimia. Sementara kalau berharap pada pupuk subsidi, pemerintah tidak lagi mengalokasikannya untuk petani sawit. 

Hal tersebut diungkapkan oleh Sri Hartarto, petani sawit swadaya yang tinggal di Desa Kerubung Jaya, Kecamatan Batang Cenaku, saat ditemui elaeis.co Ahad (21/8). 

Ia mengaku sudah enam bulan tidak melakukan pemupukan karena harganya masih tinggi sementara harga tandan buah segar (TBS) terkini masih rendah baik di tingkat pengepul maupun pabrik.

Harga pupuk jenis NPK misalnya, saat ini di kisaran Rp 750 sampai Rp 900 ribu/karung. Sementara pupuk urea mencapai Rp 500 hingga Rp 550 ribu di toko pertanian.

"Kecewa sekali rasanya tidak memupuk sawit, ke depan produktivitasnya akan merosot. Tapi mau bagaimana lagi, kondisi penghasilan kebun saat ini hanya cukup menutupi kebutuhan ekonomi keluarga," keluhnya.  

Jika ditengok pada penetapan harga oleh Dinas Perkebunan Provinsi Riau, lanjutnya, komoditas ini mengalami kenaikan harga mencapai 8,99% dari harga minggu lalu. Harga TBS Riau periode 17 sampai 23 Agustus 2022 naik menjadi Rp 2.433,66/kg.

"Jika mengacu pada ketetapan disbun untuk umur tanam 3 tahun, harga TBS terendah sebesar Rp 1.787,50/kg. Tapi fakta di lapangan harga sawit petani swadaya tergolong datar dan ini sangat merugikan pekebun," tambahnya. 

Di tengah menurunnya daya beli petani, ternyata ada pihak yang memanfaatkannya untuk menjual pupuk palsu. Harga yang ditawarkan sangat murah, kisaran Rp 200 hingga Rp 300 ribu/karung dengan berat 50 Kg.

"Karena harganya murah, ada juga petani yang membeli. Tapi saat diaplikasikan, ternyata tidak berdampak pada tanaman," ujarnya. 

Dirinya mewakili pekebun kelapa sawit lainnya berharap kepada instansi terkait seperti Dinas Perkebunan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, serta aparat penegak hukum, mengusut peredaran pupuk palsu.
 

Komentar Via Facebook :