https://www.elaeis.co

Berita / Kalimantan /

Program Siska Bukan Sekedar Melepas Sapi di Kebun Sawit

Program Siska Bukan Sekedar Melepas Sapi di Kebun Sawit

Ternak sapi digembalakan di kebun sawit. foto: Disbunnak Kalbar


Pontianak, elaeis.co - Dinas Perkebunan dan Peternakan (disbunnak) Provinsi Kalimantan Barat (kalbar) terus berupaya mendorong penerapan Program Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (siska) baik di kalangan petani maupun perusahaan.

Kepala Disbunnak Kalbar, Muhammad Munsif, mengatakan, Kalbar sebenarnya sangat potensial menerapkan program Siska karena memiliki perkebunan sawit yang luas.

"Kalbar merupakan provinsi dengan Perkebunan sawit terluas kedua di Indonesia. Luas lahan sawit di Kalbar mencapai 2,1 juta lahan, 540 ribu hektare diantaranya adalah milik pekebun mandiri atau swadaya," jelasnya dalam pernyataan resmi beberapa hari lalu.

Menurutnya, Kalbar masih membutuhkan pasokan daging yang cukup besar setiap tahunnya. "Sekitar 22 ribu-25 ribu ekor harus didatangkan dari luar daerah setiap tahun," sebutnya.

Dia yakin penerapan Program Siska akan memutus ketergantungan daging sapi dari daerah lain. Itu sebabnya dia mengajak masyarakat terutama petani sawit berpartisipasi dalam program ini.

"Sebenarnya sudah ada yang menjalankan Siska. Tapi perlu dipahami bahwa Siska bukan sekedar melepas sapi di kebun sawit. Diperlukan pemahaman masyarakat dan pelaku usaha terkait penerapan Siska model terbaru untuk mendapatkan hasil yang maksimal," tukasnya.

Menurutnya, hasil kerja sama Australia dan Indonesia menemukan empat model pengembangan Siska terbaru yang bisa diterapkan di Kalbar. Salah satunya adalah sistem rotasi.

 

"Penempatan ternak harus dirotasi atau dipindah-pindah. Tujuannya supaya sumber pakan di bawah sawit tidak habis dan kebun tidak rusak," jelasnya.

Dia menegaskan bahwa Siska sangat menguntungkan petani. "Dari kebun sawit petani bisa panen tandan buah segar (TBS), tanaman subur karen dapat pupuk organik dari kotoran hewan peliharaan, dan ternaknya bisa dijual," sebutnya.

Ketua Umum Gabungan Pelaku dan Pemerhati Sistem Integrasi Sapi Kepala Sawit (Gapensiska), Joko Irianto, sepakat bahwa Kalbar punya potensi besar mengembangkan Siska.

"Penerapan Siska sebenarnya sudah ada, tinggal dipoles dan adopsi model pengembangan terkini serta memberi sentuhan manajemen. Petani kita ajari bisnis atau usaha, dan selama usaha itu berjalan pasti akan berkembang. Saya rasa sangat potensial sekali mulai dari lahan hingga market-nya," tukasnya.

"Kami bersama Disbunnak Kalbar dan Universitas Tanjungpura akan membuat satu tim inti untuk memodifikasi model Siska agar bisa segera diterapkan dan berjalan di Kalbar. Mudah-mudahan semangat kita ini bisa membantu mewujudkan ketahanan pangan di Kalbar," imbuhnya.

Menurutnya, tahap awal implementasi Siska akan difokuskan ke peternak kecil. "Kita bina sehingga ada nilai tambah. Jika suatu saat perusahaan melihat  kemampuan peternak, mereka dapat memacu dan mempraktekkan di perusahaannya. Kita perlu menyatukan frekuensi di Kalbar untuk merealisasikannya,” pungkasnya.
 

Komentar Via Facebook :