Berita / Lingkungan /
Proklim, Gerakan Gender Iklim Perempuan Untuk Perubahan Iklim Global
Jakarta, Elaeis.co - Pendapat usang perempuan hanya menjadi lapis kedua dalam tataran sosial kini harus diubah. Kaum perempuan juga mampu memiliki peranan penting dalam pengendalian perubahan iklim. Hal ini ditegaskan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Hutan Siti Nurbaya Bakar dalam keterangan persnya Kamis (30/9).
"Perspektif gender iklim telah memiliki basis yang kuat. Di level nasional kebijakan responsif gender terkait perubahan iklim pun terus disempurnakan," jelasnya dalam acara ulang tahun ke-75 Organisasi Perwita Wana Kencana.
Pada tingkat tapak dan terdepan, perempuan dapat menjadi pelopor dan mendorong inisiasi pembentukan kelompok masyarakat Program Kampung Iklim, misalnya dalam komunitas masyarakat di tingkat RT/RW.
"Banyak kegiatan yang bisa dilakukan perempuan pada Proklim, seperti tanam pohon dan pertanian agroforestry, serta melakukan daur ulang sampah untuk membantu mengurangi pencemaran dan juga membangun sirkular ekonomi. Kegiatan-kegitan seperti itu termasuk dalam upaya-upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim," jelasnya.
KLHK berharap, hingga tahun 2024 akan terbentuk sebanyak 20.000 kampung iklim di seluruh Indonesia. Untuk itu, ia menghimbau agar perempuan memanfaatkan peluang yang ada dan mengambil peran berkontribusi dalam aksi iklim.
Karena perubahan iklim merupakan isu yang berdimensi jangka panjang, menyangkut values, multi-disiplin, multisektor, inter-generasional, dan memerlukan peran semua pihak.
Komentar Via Facebook :