https://www.elaeis.co

Berita / Kalimantan /

PSR, Kedepankan Intensifikasi untuk Genjot Produksi

PSR, Kedepankan Intensifikasi untuk Genjot Produksi

Penanaman perdana kebun PSR di Kabupaten Sekadau, Kalbar. Foto: Disbun Kalbar


Pontianak, elaeis.co - Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo tahun 2017 menjadi salah satu solusi dalam meningkatkan produktivitas hasil perkebunan sawit. Dengan produktivitas yang baik, maka kebutuhan terhadap sawit yang terus meningkat seiring pertumbuhan jumlah penduduk dan meluasnya kegunaan komoditas ini akan bisa dipenuhi.

Wakil Ketua Umum II Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Susanto, mengatakan, program peremajaan sawit bertujuan untuk meningkatkan produksi sawit dengan cara intensifikasi.

"Peningkatan hasil pertanian dilakukan dengan cara mengoptimalkan lahan yang sudah ada," jelasnya melalui keterangan resmi Gapki Kalbar, kemarin.

Menurutnya, meskipun Indonesia memiliki lahan yang sangat luas, tapi pemanfaatan lahan selayaknya dibatasi. Peningkatan produktivitas di sektor perkebunan kelapa sawit saat ini sebaiknya tidak lagi dilakukan lewat pola ekstensifikasi.

"Indonesia memang dikaruniai lahan yang luas, tapi tetap harus ada batas. Jangan lagi memperluas areal pertanian ke wilayah yang belum dimanfaatkan manusia," tukasnya.

Dia menambahkan bahwa saat ini produktivitas sawit rakyat masih cukup rendah dan produksi CPO Indonesia rata-rata hanya 3 ton sampai 3,5 ton per hektare.

"Dengan program PSR, produktivitas CPO ditargetkan naik menjadi 5 ton per hektare," tutur Ketua Dewan Pembina Gapki Kalbar ini.

“Meningkatnya produksi sawit tentu akan meningkatkan devisa ekspor," imbuhnya.

Susanto mengingatkan, salah satu faktor kunci yang perlu menjadi perhatian dalam program PSR adalah penyediaan benih. Menurutnya, benih yang digunakan untuk replanting harus bibit bermutu yang bersertifikat.

Saat ini masih banyak oknum yang menawarkan benih yang tidak jelas asal usul dan kualitasnya kepada petani.

“Penjualan benih palsu sangat marak, termasuk dijual secara online. Kalau benihnya sembarangan, yang terjadi malah produksinya rendah,” tutupnya.
 

Komentar Via Facebook :