https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Puluhan Gajah Bergerilya, 250 Hektar Lahan PSR Tak Bersisa

Puluhan Gajah Bergerilya, 250 Hektar Lahan PSR Tak Bersisa

Para petani sawit swadaya meninjau kebun sawit mereka di Desa Alue Meuraksa yang habis diserang kawanan gajah. Foto: Dok. KUD Sama Mangat


Aceh Jaya, Elaeis.co - Para petani sawit swadaya yang tergabung dalam Koperasi Unit Desa (KUD) Sama Mangat, Desa Alue Meuraksa, Kecamatan Teunom, Kabupaten Aceh Jaya, hanya bisa mengelus dada. Hampir 250 hektar kebun sawit mereka diluluhlantakkan gajah liar.

Lahan tersebut merupakan bagian dari 453 hektar kebun sawit anggota KUD Sama Mangat yang ikut program peremajaan sawit rakyat (PSR) di tahun 2019-2020.

"Habis tanaman sawit kami diserang puluhan gajah. Kalau kami hitung, ada sekitar 32 gajah," kata Ketua KUD Sama Mangat, Sudirman SP, kepada Elaeis.co, Senin (20/12/2021).

Serangan kawanan gajah itu terjadi pada tahun 2020 lalu, tapi dia tak ingat persis bulannya. "Yang saya ingat, saat itu tanaman sawit baru memasuki usia tanam tiga bulan. Semuanya adalah bibit unggul dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan," sebutnya.

Yang membuat petani kelimpungan, pola serangan kawanan gajah itu bak taktik perang gerilya.

"Diserang dan dihabisi sawit kami sekian puluh hektar, lalu gajah pergi. Beberapa bulan kemudian datang lagi. Bahkan kawanan gajah itu pernah menguasai kebun kami yang sudah dihabisi sawitnya, menginap di situ. Totalnya empat kali kawanan gajah itu menyerang kebun sawit kami," paparnya.

Ia dan anggota KUD Sama Mangat lainnya sudah mencoba berbagai cara agar serangan tak berulang. Diantaranya membuat pagar kawat penghalau gajah seperti yang disarankan pihak Dinas Perkebunan Aceh Jaya.

Mereka juga melaporkan secara resmi peristiwa penyerangan kawanan gajah tersebut ke Kementerian Pertanian dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

"Sudah kami kirimi surat kepada dua lembaga itu. Kini kami menunggu jawabannya," ujarnya.

Sebagai jalan keluar sementara, KUD Sama Mangat menggunakan dana Program PSR yang tersisa untuk membeli bibit sawit yang baru dari PPKS Medan.

"Kalau tak salah kami masih punya Rp 5 miliar lagi. Dana inilah yang nanti kami pakai untuk menanam kembali kebun yang sawitnya dimakan kawanan gajah," kata Sudirman.

Ia menepis dugaan kalau kebun sawit para petani dekat dengan kawasan hutan habitat kawanan gajah.

"Rumah kami dengan kebun sawit jaraknya dua kilometer. Jarak kebun kami ke hutan lindung yang terdekat sangat jauh. Dan lagian, kebun sawit kami itu statusnya di luar kawasan hutan. Kalau masuk dalam kawasan hutan, mana mungkin kami bisa ikut PSR," tegasnya. 


 

Komentar Via Facebook :