https://www.elaeis.co

Berita / Nasional /

Pungutan Ekspor Gratis Jaga Harga Sawit Tetap Stabil

Pungutan Ekspor Gratis Jaga Harga Sawit Tetap Stabil

Ilustrasi-petani kelapa sawit. (Syahrul/Elaeis)


Padang, elaeis.co - Beberapa waktu lalu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyebutkan rencana pemerintah akan memperpanjang penghapusan pungutan ekspor (PE) kelapa sawit dan produk turunannya hingga akhir tahun 2022 mendatang. Sedangkan saat ini PE gratis akan jatuh tempo pada akhir Oktober 2022 nanti.

Ketua GAPKI Sumbar, Bambang Wiguritno mengatakan, rencana perpanjangan PE bagus bagi perkebunan kelapa sawit. Sebab akan menjamin arus ekspor lebih lancar kembali.

"Setidaknya membuat eksportir tidak tertekan. Sehingga harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit khususnya milik petani mitra harganya akan tetap stabil," kata dia, Senin (10/10).

Seperti saat ini lanjutnya, harga tandan buah segar di provinsi Sumbar masih berada diangka Rp2.500/kg. Harga ini cenderung stabil dibandingkan periode sebelum PE gratis diberlakukan.

Memang kata Bambang, kebijakan ini akan berdampak pada pasokan dana BPDPKS. Namun untuk saat ini ia yakin cadangan dana yang ada masih cukup.

Terkait ekspor CPO sendiri dari kacamata Bambang, India masih menjadi pasar yang sangat potensial. Meski negara tersebut tengah mengambangkan perkebunan kelapa sawit setakat ini.

"Permintaan mereka bagus. Namun harus didukung dengan kebijakan pemerintah yang sesuai," tuturnya.

Kebijakan pemerintah yang salah kata Bambang, dapat mengganggu kontrak CPO tersebut. Contohnya seperti pelarangan ekspor secara tiba-tiba seperti beberapa waktu lalu. Dampaknya hingga kini masih cukup kental terasa.

"Selain petani akhirnya eksportir juga terancam kena sanksi karena tidak dapat memenuhi kewajiban kontrak tadi," paparnya.

"Kalau terkait kebun, potensi produksi kelapa sawit India tidak akan mengganggu pasar CPO. Sebab tidak semua wilayah di India mampu menjadi sentra kelapa sawit. Bahkan kualitas produksi juga kurang. Artinya  tidak mengancam pasar CPO indonesia," imbuhnya.

Komentar Via Facebook :