Berita / Nusantara /
Pupuk Mahal, Produksi CPO 2023 Diramalkan Terganggu
Jakarta, elaeis.co - Diramalkan produksi CPO tahun depan bakal mengalami penurunan. Hal ini diperkirakan lantaran dampak masih tingginya harga pupuk non subsidi yang terjadi di Nusantara saat ini.
Sekjen GAPKI, Eddy Martono tidak menampik prediksi tersebut. Sebab jika kondisi harga pupuk masih mahal maka pemeliharaan kebun kelapa sawit yang ada tidak akan maksimal.
"Tentu petani akan mengurangi penggunaan pupuk agar dapat menekan biaya pemeliharaan. Tidak kecil kemungkinan hasil produksi juga tidak akan maksimal," ujarnya kepada elaeis.co, Senin (12/12).
Dari hitungannya diramalkan produksi CPO 2023 berkisar 52 juta ton. Ini lebih rendah dari proyeksi produksi tahun ini yang mencapai 53 juta ton.
Selain pupuk, produksi juga masih terdampak akibat perang Rusia dan Ukraina. Kondisi ini juga akan menganggu pasar minyak nabati dari bunga matahari.
"Nah, ini menjadi angin segar bagi CPO. Sebab bisa menjadi pilihan alternatif pengganti minyak nabati dari bunga matahari itu," paparnya.
Dengan kondisi itu, Eddy berharap perlu adanya dukungan pemerintah dengan mengeluarkan kebijakan yang kondusif. Sebab proyeksi CPO 2023 dengan ekonomi global kurang baik.
"Industri kelapa sawit mempunyai peranan yang sangat penting untuk perekonomian Indonesia, untuk itu pemerintah juga harus lebih peduli," tandasnya.
Komentar Via Facebook :