https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Rajai Pasar, Tapi Produktivitas Sawit RI Masih Rendah

Rajai Pasar, Tapi Produktivitas Sawit RI Masih Rendah

Ilustrasi (Reuters)


Jakarta, Elaeis.co - Indonesia saat ini menjadi produsen utama sawit dunia. Produksi sawit RI menguasai 55 persen pasar global. Komoditas ini juga berkontribusi terhadap perekonomian nasional, yakni berkontribusi 3,5 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).


Sekretaris Eksekutif I Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Raden Pardede mengatakan, sawit juga menjadi kontributor terbesar pada total ekspor non migas 13 persen dengan memanfaatkan tidak lebih dari 10 persen total global land bank untuk minyak nabati.


“Industri sawit nasional berkontribusi tekan kemiskinan dan menciptakan lapangan kerja 16 juta dengan multiplier effect besar,” katanya, dikutip CNBC Indonesia, kemarin.


Meski jadi pemain besar dunia, menurutnya, produktivitas sawit RI masih perlu didorong agar hasil panen tiap hektarnya makin banyak. Saat ini produktivitas sawit RI masih kurang dari 3-4 ton per hektar.


Oleh karena itu, dia mengatakan, pemerintah terus mendorong program peremajaan sawit rakyat (PSR) dengan cara menanam ulang sawit dengan menggunakan bibit yang unggul. Dengan demikian, produktivitas sawit bisa dinaikkan lagi.


“Pemerintah komit meremajakan 180.000 hektar tahun ini. Tujuannya agar kelapa sawit yang produksinya kurang dari 3-4 ton per hektar karena umur tanaman sudah tua bisa dinaikkan lagi produktivitasnya lewat peremajaan dengan bibit unggul,” jelasnya.


Dia mengatakan, peremajaan atau replanting sawit harus dilakukan dengan kerja sama dengan semua pihak, sehingga bisa mendorong pemulihan dan pertumbuhan ekonomi, dan bisa menciptakan lapangan kerja dan devisa.


Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian Musdhalifah Machmud mengatakan, melalui penanaman ulang ini perkebunan sawit akan dikelola dengan standar Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO). “Kelola ke arah sustainability kebun yang bisa penuhi prinsip ramah lingkungan,” paparnya.


Heru Tri Widarto, Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar Kementerian Pertanian, pun mengakui bahwa produktivitas sawit masih rendah, yakni 2-3 ton per hektar. Oleh karena itu, menurutnya PSR akan terus diupayakan digenjot agar produktivitas sawit meningkat.


Namun demikian, dia mengaku masih banyak kendala di lapangan, termasuk legalitas lahan dan masalah tumpang tindih lahan. “PSR ini yang perlu didorong lebih lanjut bagaimana percepat realisasi tanam, kita danai mereka untuk replanting, terbangunnya kebun dengan bibit unggul,” ujarnya.

Komentar Via Facebook :