https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Ram dan PKS Bersaing, Petani Sawit yang Menang

Ram dan PKS Bersaing, Petani Sawit yang Menang

Petani plasma di Sumatera Selatan (Dok. Surianto)


Medan, Elaeis.co - Harga tandan buah segar (TBS) sawit biasanya dihargai lebih murah oleh pengepul dan ram atau toke besar ketimbang bila dijual langsung ke pabrik kelapa sawit (PKS). Tapi kondisi itu tidak berlaku di Provinsi Sumatera Selatan (sumsel).


Surianto, salah satu petani sawit di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), mengatakan, harga di sejumlah ram saat ini di atas Rp 2.000/kg. “Harga ram biasanya beda tipis atau bahkan sama dengan yang ditetapkan Dinas Perkebunan Sumatera  Selatan,” katanya kepada Elaeis.co.


“Di ram Sawit Mandiri di Musi Rawas Ilir misalnya, harga TBS untuk hari Rabu kemarin Rp 2.150/kg, besoknya Rp 2.170/kg, dan Jumat Rp 2.190/kg. Tinggi-tinggi harganya,” tambahnya.


Menurutnya, ram di daerah tersebut tidak berani menekan harga karena takut tidak mendapatkan pasokan TBS. “Di sini banyak ram, saling bersaing satu sama lain. Di dekat kebun sawit saya saja ada lima ram,” kata anggota DPW Asosiasi Sawitku Masa Depanku (SAMADE) Sumsel ini.


Selain dengan sesama ram, persaingan mendapatkan TBS pun ikut diramaikan oleh PKS tanpa kebun. “Malah PKS tanpa kebun ada yang berani pasang harga TBS di atas Rp 2.300/kg. Contohnya PT Garuda, sebuah PKS tanpa kebun, harga TBS Rp 2.330/kg. Lebih tinggi dibanding harga ram,” ungkap petani plasma anggota KUD Sumber Rezeki itu.


Menurutnya, TBS yang paling diincar ram dan PKS tanpa kebun adalah yang berasal dari kebun yang menggunakan bibit unggul. “Mereka tahu petani plasma yang pakai bibit unggul dan tersertifikasi serta dirawat dengan baik sesuai standar yang ada,” katanya.


“KUD kami sudah mendapatkan sertifikasi RSPO, panen kami termasuk yang paling diincar. Padahal, tanaman sawit milik saya, misalnya, sudah berusia 25 tahun dan sudah masuk kategori harus diremajakan. Tapi panen saya masih dihargai tinggi. Ram dan PKS tanpa kebun tak segan membeli sesuai harga yang ditetapkan pemerintah untuk usia tanam 25 tahun agar kita mau jual TBS ke mereka,” tambahnya.


Meski tahu terikat kerja sama dengan PKS inti, katanya, pemilik ram dan PKS tanpa kebun tak pernah menyerah menggoda petani plasma dengan menawarkan harga beli TBS sesuai yang diumumkan Dinas Perkebunan Sumsel. “Biasanya harga TBS dari tanaman berusia 10-20 tahun dibanderol paling tinggi dibanding kategori usia lainnya,” ungkapnya.


Persaingan tersebut, menurutnya, sangat menguntungkan petani sehingga tidak sedikit petani plasma yang menjual hasil panennya ke ram dan PKS tanpa kebun. “Petani senang-senang saja, apalagi ram dan PKS tanpa kebun bayar kontan. Sementara PKS inti kadang ngasih uang pembelian TBS seminggu atau setengah bulan sekali,” bebernya.


Sepanjang yang dia tahu, tingginya harga TBS akibat kompetisi antar ram dan PKS tanpa kebun itu jarang ditemukan di provinsi lain. “Di Kabupaten Paser Penajam Utara, Kalimantan Timur, saya dengar harga TBS petani semua kategori masih di bawah Rp 2.000/kg,” katanya.

Komentar Via Facebook :