https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Ram yang tak Ditera Ulang Dikhawatirkan Curang

Ram yang tak Ditera Ulang Dikhawatirkan Curang

Ilustrasi ram timbangan sawit. Foto: Dok.


Jakarta, elaeis.co - Banyak petani ragu dengan timbangan yang ada di peron atau ram penampung buah sawit. Itu sebabnya petani lebih memilih ram yang sudah ditera ulang.

Ujang, petani sawit di Nagari Siguntur, Kabupaten Dharmasraya, mengaku sangat bersyukur di daerah itu ada satu ram, yakni Ram Amoy, yang baru saja ditera ulang oleh Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Dharmasraya. Itu sebabnya dia memilih menjual tandan buah segar (TBS) ke ram tersebut.

“Karena baru siap ditera ulang, saya yakin terpercaya takarannya. Tidak ada keraguan lagi akan berat timbangan TBS saya saat ini,” katanya dikutip Japos.co.

Ujang menilai tera ulang timbangan sebenarnya wajib baik secara hukum negara maupun agama. “Agama mengingatkan kita bahwa takaran jangan dizolimi karena akan dihisab di akhirat. Jadi, kalau timbangan atau takaran dipermainkan, akan ada ganjarannya kelak,” tukasnya.

Andai timbangan ‘dimainkan’ 4% saja dan dilakukan pemotongan resmi 6%, maka timbangan TBS yang berkurang di ram totalnya 10%. Jika petani menjual sawit 1 ton, maka uang yang dia terima akan dipotong senilai 100 kg TBS.

“Kalau dikali harga TBS Rp 3.000/kg, maka Rp 300 ribu terpotong di ram yang tidak ditera ulang,” jelasnya.

Pemilik Ram Amoy, Syaiful, mengaku melakukan tera ulang agar tidak ada petani yang merasa dicurangi.

“Usaha timbangan sawit saya punya legalitas, tidak bertentangan dengan hukum. Saya mematuhi semua aturan dan perizinan, tidak perlu diragukan,” katanya.

Syaiful sadar perizinan sangat perlu demi kenyamanan berusaha. “Lagi pula untuk mendapatkan izin dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Dharmasraya sangat mudah. Baik buat baru maupun perpanjangan izin, semua gratis,” bebernya.

“Masyarakat sendiri sudah merasakan bedanya menjual TBS ke ram yang berizin dengan yang tidak. Saya bersyukur petani banyak menjual hasil panennya kemari karena tahu usaha saya beroperasi setelah langkok alias lengkap izinnya,” pungkasnya. 


 

Komentar Via Facebook :