https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Realisasi Ekspor CPO Masih Jauh dari Kuota, ini Sebabnya

Realisasi Ekspor CPO Masih Jauh dari Kuota, ini Sebabnya

Pelabuhan Dumai, salah satu pintu gerbang ekspor CPO Indonesia. Foto: Pelindo I


Jakarta, elaeis.co - Pemerintah telah menetapkan kuota ekspor minyak sawit mentah (CPO) bulan Juni sebesar 3,4 juta ton. Sejauh ini, berdasarkan catatan Kementerian Perdagangan (kemendag), realisasi ekspor baru mencapai 1,2 juta ton.

Menurut Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Oke Nurwan, ada sejumlah kendala yang menyebabkan realisasi ekspor CPO masih kurang dari 50 persen.

"Kenapa masih lambat? Karena ada alasan-alasan eksternal,” katanya dalam jumpa pers secara daring, kemarin.

Dia tidak merinci apa saja kendala eksternal tersebut.

Dia melanjutkan, pemerintah saat ini menyediakan dua skema ekspor CPO. Yang pertama adalah skema domestic market obligation (DMO) lewat Sistem Informasi Minyak Goreng Curah (SIMIRAH). Sejauh ini DMO yang sudah tersalurkan baru sebanyak 450.000 ton dari total kuota ekspor sebesar 2,2 juta ton.

Yang kedua adalah skema flush out (FO), kuota ekspornya 1,16 juta ton dan yang terealisasi baru sekitar 40 persen.

"Dari total 958 persetujuan ekspor (PE) yang akan diterbitkan, sejauh ini sudah 505 PE yang diberikan," katanya.

Menurutnya, eksportir yang telah mengantongi PE punya waktu cukup panjang untuk melakukan ekspor, yakni mencapai 6 bulan. Sementara eksportir dengan skema FO, harus menyelesaikan ekspornya paling lambat 31 Juli mendatang.

Sementara itu, dalam pertemuan bersama produsen minyak goreng, Senin (27/7) lalu, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (zulhas) menyebutkan bahwa sejumlah perusahaan belum merealisasikan ekspor CPO meski sudah mengantongi izin ekspor.

"Masih ada industri nabati yang belum merealisasikan PE-nya," katanya.

Data di Kementerian Perdagangan menunjukkan ada 26 perusahaan sawit yang belum merealisasikan ekspornya.

 

Komentar Via Facebook :