https://www.elaeis.co

Berita / Komoditi /

Realisasi PSR di Sumsel Capai 32.437,5 Hektar

Realisasi PSR di Sumsel Capai 32.437,5 Hektar

Fungsional Analis PSP Madya Disbun Sumsel, Rudi Arpian. Ist


Sumsel, Elaeis.co - Sejak beberapa tahun lalu, program peremajaan sawit rakyat (PSR) terus digaungkan pemerintah melalui BPDPKS. Program ini memiliki banyak tujuan salah satunya yakni menjaga produksi kelapa sawit hingga dapat memenuhi pasar dunia.

Program ini pertama di terapkan di Indonesia di wilayah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) tepatnya di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba). Malah saat ini kebun tersebut sudah menghasilkan buah kelapa sawit.

Di wilayah Sumsel sendiri sedikitnya sudah ada 32.437,5891 hektar lahan yang sudah dilakukan peremajaan dalam tahap penimbangan. Sedangkan untuk penanaman kembali baru terealisasi seluas 30.218,3881.

"Program ini dilakukan sejak 2007 lalu. Sementara catatan kita sampai 2021 sudah seluas 32.437,5891 hektar kebun sawit sudah dilakukan penumbagan," ujar Fungsional Analis PSP Madya Disbun Sumsel, Rudi Arpian kepada elaeis.co, Kamis (17/3/2022).

Tuturnya lahan tersebut tersebar di 9 kabupaten yang ada di Sumsel. Yakni Ogan Komering Ilir 10.159,75 hektar, Lahat 639,46 hektar, Muara Enim 3.745,67 hektar, Musi Banyuasin 14.969,52 hektar, Kota Prabumulih 120,0526 hektar, Musi Rawas 960,48 hektar, Ogan Komering Ulu 632,99 hektar, Musi Rawas Utara 164,93 hektar dan Banyuasin 444,73 hektar.

Sementara untuk rekomendasi teknis (rekomtek) yakni Ogan Komering Ilir 20.996,3473 hektar, Lahat 906,8048 hektar, Muara Enim 4.716,0878 hektar, Musi Banyuasin 16.820,1236 hektar, Kota Prabumulih 386,7011 hektar, Musi Rawas 1.595,7532 hektar, Ogan Komering Ulu 1.278,4749 hektar, Musi Rawas Utara389,6661 hektar, dan Banyuasin 1.239, 9117 hektar.

"Jadi total rekomtek hingga 2021 ada 48.329,8705. Sehingga total lahan yang belum terealisasi sekitar 15.892,2814," papar Rudi.

Sedangkan untuk dana PSR yang dikirim dari BPDPKS total ada Rp1.078.045.380.534. ini terdiri dari Ogan Komering Ilir Rp452.877.567.000, Lahat Rp15.248.238.034, Muara Enim Rp107.894.388.500, Musi Banyuasin Rp399.363.938.000, Kota Prabumulih Rp6.123.911.000,  Musi Rawas Rp44.801.063.000, Ogan Komering Ulu Rp29.819.449.500, Musi Rawas Utara Rp10.665.575.500 dan Banyuasin Rp11.251.250.000.

"Untuk dana PSR yang sudah realisasi ada sekitar Rp649.642.804.061," rinci Rudi.

Bicara tentang PSR, Sumatera Selatan tepatnya di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) menjadi lokasi pertama di Indonesia dilaksanakannya PSR tersebut. Malah saat ini kebun - kebun kelapa sawit sudah mulai dipanen.

"Kalau di Muba itu sudah sejak 2017. Sudah dipanen sejak beberapa waktu lalu. Nah ini kebun tahap selanjutnya siap untuk dipanen," terang M Yunus Sekretaris Apkasindo Sumsel saat berbincang bersama elaeis.co, Rabu (16/2/2022) kemarin.

Terang Yunus, sudah belasan ribu kebun sawit di wilayah Muba sudah replanting. Malah hingga saat ini juga masih berjalan. Kebanyakan memang merupakan kebun kemitraan dengan perusahaan.

Selain di Muba, kebun yang siap panen juga ada di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). 

"Pasti sangat senang petani. Apalagi harga TBS saat ini masih cukup tinggi," paparnya.

Meski begitu, menurut Yunus ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah dan perusahaan dalam program PSR tadi. Salah satu diantaranya yakni bagi kemitraan seharusnya perusahaan melibatkan petani untuk ikut langsung dalam proses PSR tadi. Ini bertujuan agar wawasan petani bertambah.

Bagaimana cara menanam, saat yang tepat menanam, perawatan hingga panen berlangsung.

"Perlu juga adanya program khusus bagi petani yang menang hanya bergantung pada kebunnya itu untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Misalnya tumpang sari atau bagaimana," terangnya 

Sebab, kata Yunus petani pedesaan itu sumber penghasilannya hanya dari kebun sawit miliknya itu. Sementara sampingannya kebanyakan memang beternak. 

"Kita berharap pemerintah ada hadirkan program khusus agar PSR tadi juga tidak melemahkan ekonomi petani," tuturnya.

Komentar Via Facebook :

Berita Terkait :