Minas, elaeis.co - Meski sudah lebih sering berada di Senayan Jakarta, lelaki 41 tahun ini tetap saja masih detil mengurusi apa yang menjadi kebutuhan masyarakat Riau.

Salah satunya adalah gimana caranya supaya lingkungan alam Riau tetap lestari. Maklum, Riau tak hanya dikenal sebagai penghasil kelapa sawit terbesar di Indonesia, tapi juga penghasil minyak dan gas serta bubur kertas dan kertas terbesar di Asia Tenggara. 

Dalam keseharian, semua produk raksasa ini pasti menghasilkan limbah. "Nah biar kelak limbah ini tidak menjadi masalah besar, dari sekarang kita siapkan pengolahan. Tak sekadar diolah, limbah ini juga bakal bisa jadi duit" cerita Abdul Wahid kepada elaeis.co, usai mengikuti acara peresmian pembangunan pabrik limbah itu di Minas Kabupaten Siak, Riau, kemarin.    

Ketua DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Riau ini menyebut, di Sumatera, pengolahan limbah cuma ada di Batam Provinsi Kepulauan Riau.  

"Ini Beda dengan yang di Minas ini, di sini namanya Kawasan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Beracun (B3) Terpadu. Ini menjadi satu-satunya di Sumatera," ujarnya. 

Bagi anggota Komisi VII DPR RI ini, pengelolaan limbah terpadu dari sekarang, tidak hanya untuk kepentingan saat ini, tapi juga untuk generasi mendatang. 

"Itulah makanya saya sangat mendukung berdirinya pabrik pengolahan limbah terpadu ini," ujarnya.

Selain Abdul Wahid, sejumlah orang penting juga ada di sana, termasuk Bupati Siak, Alfedri dan Direktur PT Multi Persada Service, Salmi Candra.