https://www.elaeis.co

Berita / Bisnis /

Riau Belum Ada Penetapan Harga Cangkang Sawit, Padahal Lagi Mahal

Riau Belum Ada Penetapan Harga Cangkang Sawit, Padahal Lagi Mahal

Cangkang sawit. Antara


Pekanbaru, elaeis.co - Harga cangkang kelapa sawit hingga saat ini terus melambung tinggi di pasar dagang internasional. Usai pada 2021 harga tertinggi mencapai USD 105/ton free on board (FOB), kini harganya sudah mencapai USD 118/ton.

Malah, harga ini diklaim menjadi harga tertinggi sepanjang sejarah.

Kedati demikian, Pemprov Riau justru belum menetapkan harga untuk cangkang tersebut. Padahal pada akhir 2021 lalu Dinas Perkebunan Riau merencanakan penetapan harga pada awal 2022 kemarin. Bahkan rencananya duku penetapan akan mengacu pada regulasi Pergub nomor 77 tahun 2020.

"Penetapan belum dapat dilaksanakan karena hingga saat ini kita masih menunggu hasil pengujian rendemen," kata Kepala Bidang Kabid Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan Riau, Defris Hatmaja kepada elaeis.co, Rabu (30/3/2022).

Lanjutnya, hasil pengujian itu nantinya juga disepakati oleh asosiasi petani dan asosiasi pengusaha yang ada di Riau.

Sementara, di wilayah Sumatera Barat (Sumbar) harga cangkang justru telah ditetapkan sejak penetapan harga tandan buah segar (TBS) dilakukan 4 kali dalam sebulan sejak awal tahun kemarin. Padahal Sumbar justru mencontoh Riau dalam menetapkan harga TBS tadi.

Kata Ketua DPW Apkasindo Sumbar, Jufri Nur penetapan harga cangkang itu disepakati dengan melihat pembelian di perusahaan atau pabrik kelapa sawit (PKS).

"Untuk Sumbar harga cangkang sebesar Rp11,53/kg," bebernya.

Dari data yang dirangkum elaeis.co, pangsa pasar cangkang kelapa sawit ini masih terbuka lebar. Dimana saat ini negara terbesar pengimport cangkang adalah Jepang. Sebab pemerintahannya membuat kebijakan 24 persen pemenuhan energi harus berasal dari energi baru terbarukan. Salah satunya cangkang sawit tersebut.

Tercatat kebutuhan Jepang akan cangkang sawit sudah mencapai 3,5 juta ton pertahunnya. Malah diprediksi hingga akhir tahun ini mencapai 6,2 juta ton.

Komentar Via Facebook :

Berita Terkait :