https://www.elaeis.co

Berita / Bisnis /

Riau Bisa Jadi Pusat Pupuk Organik Lho! Begini Strateginya

Riau Bisa Jadi Pusat Pupuk Organik Lho! Begini Strateginya

Pengolahan limbah ternak sapi menjadi pupuk organik. Elaeis.co/Syahrul


Pekanbaru, Elaeis.co - Kepala Bidang Agribisnis Dinas Peternakan, Heri Afrizon sebelumnya memaparkan bahwa Riau bisa jadi sentra pembibitan sapi 10 tahun ke depan. Yakni melalui skema Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) yang ada di 10 kabupaten di Riau.

Lewat Bumdes itu, Riau mampu menghasilkan 10 ribu ekor anakan sapi tiap tahunnya. Belum ditambah dengan hasil peternakan masyarakat. 

Pria kelahiran Pekanbaru 51 tahun silam itu menjelaskan ada sekitar 1.591 Bumdes di 10 kabupaten kecuali Pekanbaru dan Dumai. Jika tiap Bumdes diproyeksikan Pemprov Riau memelihara 12 ekor sapi yakni empat pejantan dan 8 betina.

Dimana 7 ekor dari Pemprov Riau dan sisanya dari kabupaten setempat,  kalau dihitung duit, Pemprov Riau akan menggelontorkan Rp117,37 miliar untuk pengadaan sapi ini dan 10 kabupaten yang ada, menggelontorkan Rp79,55 miliar. Sehingga total sapi yang dibeli sebanyak 19.092 ekor.

" Di tahun kedua, 8 ekor betina tadi sudah melahirkan, katakanlah hanya 80%. Ini berarti, saban tahun akan ada 10.182 sapi baru," ujar pria yang pernah mengenyam pendidikan STPDN pada 1989 silam tersebut.

Sementara dari hasil pengembangan tadi, maka dapat pula dimanfaatkan limbah kotorannya sebagai pupuk organik.

"Bila saja satu ekor sapi menghasilkan kotoran rata-rata pertahun 3 ton dan jika perkilogramnya dihargai Rp6.000 maka satu ekor sapi bisa menghasilkan Rp18 juta saban tahun. Itu baru satu ekor jika dikalikan saja 12 ekor sudah ada Rp216 juta. Lalu dikalikan 19.092 maka potensinya sampai Rp4,1 triliun lebih tiap tahun," bebernya.

Sedangkan untuk urinenya, menghasilkan 5 liter satu sapi per hari. Jika harga urin 1 liter dijual Rp10.000, maka per ekor sapi menghasilkan urine sebanyak 1.825 liter per tahun. Nah dikali dengan harga Rp10.00 maka hasilnya Rp18 juta lebih. Nah kemudian di kali dengan 19.092 ekor sapi maka akan ada Rp4,1 triliun lebih.

"Nah di Jawa itu orang gaduh sapi bukan dagingnya yang diambil tapi limbahnya. Diolah menjadi pupuk organik. Dari pada pupuk kimia bagus kita pakai pupuk organik. Tapi kita benahi dulu pengadaan limbahnya. Misalnya dalam peralatan pengolahan pupuk organiknya. Sehingga Bumdes itu dalam waktu 2-3 tahun sudah dapat menghasilkan pupuk organik," ujar Heri.

"Dengan begitu maka kita tidak bergantung pada pupuk kimia lagi," imbuhnya.


 

Komentar Via Facebook :

Berita Terkait :