https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Rp 98,4 Miliar Dikucurkan untuk Peremajaan 3.628 Hektar Sawit

Rp 98,4 Miliar Dikucurkan untuk Peremajaan 3.628 Hektar Sawit

Ilustrasi peremajaan kebun sawit (Int.)


Jakarta, Elaeis.co - Selama periode 2018 hingga 2022, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) mendapat target Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dari pemerintah pusat seluas 5.800 hektar. Sejauh ini PSR sudah terealisasi di kebun sawit rakyat seluas 3.628 hektar.

Program PSR di Kalsel menyasar Kabupaten Banjar, Tanah Laut, Kotabaru, Tanah Bumbu, dan Barito Kuala.

Sekretaris PSR yang juga Kabid Perkebunan Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kalsel, Isnaniah, mengatakan, dana PSR yang ditransfer langsung oleh Kementerian Keuangan ke rekening kelompok pekebun selama periode 2018 hingga September 2021 mencapai Rp 98,4 miliar. 

“Ditransfer dalam dua tahapan. Yang pertama besar bantuan Rp 25 juta per hektar. Sejak 1 Juni 2020, bantuan dinaikkan jadi Rp 30 juta per hektar,” katanya, dikutip Kalselpos.com.

Menurutnya, dana bantuan PSR wajib dikelola oleh kelompok dan digunakan untuk pembelian pupuk, benih, dan pengolahan lahan.

“Kebun petani yang mendapat bantuan PSR harus legal, tidak masuk kawasan hutan maupun HGU perusahaan. Masalah legalitas administrasi masih sering jadi kendala saat pekebun mau mengusulkan PSR,” paparnya.

Menurutnya, Disbunnak Kalsel sama sekali tidak bersentuhan dengan dana PSR. Pihaknya hanya sebatas pengawasan, pembinaan, dan pendampingan pekebun sawit rakyat agar mereka tidak tertipu menanam benih palsu. “Benih sawit bersertifikat akan meningkatkan produktivitas kebun,” sebutnya.

Pelaksanaan program PSR di Kalsel telah menunjukkan perkembangan positif. Di Kabupaten Tanah Bumbu, katanya, sebagian sawit rakyat yang ditaman dua tahun lalu sudah berbuah pasir.

“Pada tahun ketiga, petani sawit sudah bisa menikmati hasil penjualan tandan buah segar (TBS). Sembari menunggu sawit berbuah, pekebun juga bisa melakukan diversifikasi lewat menanam porang, tomat, atau hortikultura lain untuk mendapat penghasilan,” terangnya.

Menurut Isna, kebun sawit rakyat di daerah itu umumnya menghasilkan maksimal 10 ton TBS per hektar per tahun. Itu sebabnya program PSR digencarkan untuk meningkatkan produktivitas sawit rakyat.

“Bahkan ada masyarakat yang produksinya di bawah 10 ton, padahal umur tanamannya produktif. Kasihan pekebun capek-capek menanam, lima tahun menunggu, tidak ada hasilnya,” tukasnya.


 

Komentar Via Facebook :