Berita / Internasional /
Sambut Menteri METI Jepang yang Baru, Airlangga Singgung ISPO
Jakarta, elaeis.co - Baru diangkat tanggal 10 Agustus lalu, Menteri Energi Perdagangan dan Industri (METI) Jepang Nishimura Yasutoshi berkunjung ke Indonesia dan bertemu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Kehadirannya diharapkan memperkuat Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJ-EPA). Sebelumnya, pertemuan Presiden RI dengan PM Jepang bulan Juli lalu telah sepakat pembaruan IJ-EPA dapat selesai dan diumumkan saat KTT G20 November di Bali.
Nilai perdagangan Indonesia dengan Jepang pada tahun 2021 tercatat sebesar USD32.5 miliar dan nilai investasi Jepang di Indonesia mencapai USD23 miliar. Di bawah koordinasi Nishimura, sudah banyak capaian kerjasama dan beberapa pembaruan perjanjian.
Diantaranya yaitu meningkatkan ekspor Ikan Tuna Kaleng Indonesia dengan tarif yang lebih bersaing dibandingkan negara ASEAN lain, meningkatkan kuota bebas bea masuk menjadi 4.000 ton per tahun untuk ekspor pisang, dan mengubah syarat pembebasan bea masuk dan menambah kuota untuk ekspor buah Nanas.
“Diharapkan Jepang dapat mempertimbangkan tarif bea masuk untuk beberapa komoditas,” katanya dalam keterangan resmi Kemenko Perekonomian, Minggu (4/9).
Dalam pertemuan tersebut tak lupa Airlangga menyampaikan perkembangan kerja sama Indonesia-Jepang pada pembangunan infrastruktur, seperti pelabuhan Patimban yang dilakukan dalam 3 tahap dengan nilai pembiayaan sekitar Rp 35 triliun hingga 2027, jalan tol akses pelabuhan Patimban senilai USD 312 Juta, dan MRT Jakarta North-South (HI-Ancol).
Sektor kelapa sawit turut menjadi pembahasan dalam pertemuan tersebut di mana Pemerintah Indonesia berharap Pemerintah Jepang dapat menerima sertifikasi Rantai Pasok Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO). Hal ini diharapkan dapat mendorong peningkatan ekspor produk kelapa sawit ke Jepang.
Saat ini Jepang tengah menunggu peraturan tururan New ISPO yang mengatur hilirisasi industri sawit Indonesia.
“Indonesia menjamin bahwa aspek berkelanjutan dari tanaman sawit ini sesuai dengan yang disyaratkan Jepang di bawah skema feed in tariff (FIT),” tegasnya.
Menteri Nishimura berterima kasih kepada Pemerintah Indonesia karena produk dan teknologi dari Jepang diterima dengan baik oleh masyarakat Indonesia. Dia juga menyampaikan perhatian Jepang untuk kebijakan pengaturan impor besi dan baja agar dapat diupayakan lebih baik lagi karena pentingnya produk tersebut.
Pemerintah Indonesia sendiri sedang menyiapkan neraca komoditas dalam rangka penerbitan izin impor produk baja yang akan dilaksanakan pada 2023.
Komentar Via Facebook :