https://www.elaeis.co

Berita / Peternakan /

Sapi di Riau Kena 'Kutil', Apakah Menular ke Manusia?

Sapi di Riau Kena

Penyakit kutil pada sapi. Ist


Pekanbaru, elaeis.co - Sejumlah sapi di Riau mengalami penyakit kulit berbenjol atau lumpy skin disease (LSD) atau mirip kutil. Namun, penyakit itu disebut tidak berbahaya bagi manusia.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Nasrullah mengatakan, kutil pada sapi tidak menular ke manusia.

"Penyakit ini tidak menular dari hewan ke manusia, atau bukan penyakit zoonosis," kata Nasrullah dalam siaran persnya belum lama ini. 

Menurut Nasrullah, sapi atau kerbau yang tertular LSD dan kemudian telah sembuh, produknya seperti daging masih dapat dikonsumsi setelah dihilangkan bagian-bagian yang terdampaknya. 

"Pastikan daging yang akan dikonsumsi berasal dari rumah potong hewan yang diawasi oleh dokter hewan," tambahnya. 

Menurutnya, daging yang dijual di masyarakat, selama memiliki Nomor Kontrol Veteriner (NKV) atau berasal dari rumah potong hewan yang memiliki NKV pasti telah diperiksa kesehatannya sebelum ternaknya dipotong dan setelah dipotong. 

"Jadi masyarakat tidak usah khawatir atau ragu untuk membeli dan mengkonsumsi daging sapi/kerbau," imbuhnya. 

Nasrullah meminta kepada masyarakat agar hewan yang masih sakit untuk tidak dijual, dilalulintaskan, atau dipotong. 

Sementara itu, Direktur Kesehatan Hewan Ditjen PKH, Nuryani Zainuddin menyampaikan, perkembangan penanganan LSD di Riau pasca penetapan wabah, saat ini kasus LSD telah terkonfirmasi di 7 kabupaten/kota di Provinsi Riau, dan upaya pemberantasan intensif terus dilakukan. 

“Kementan tengah mempersiapkan vaksinasi massal LSD di Riau. Vaksinnya sudah kita siapkan," kata Nuryani. 

Nuryani menyebutkan, sebanyak 147 orang petugas kesehatan hewan yang terdiri dari dokter hewan dan paramedis sudah siap untuk diterjunkan melakukan vaksinasi setelah mendapatkan pelatihan dari tim pusat. 

"Kita juga siapkan program sosialisasi kepada semua tingkatan pemangku kepentingan untuk mendukung program ini," jelasnya.

Nuryani menambahkan bahwa selain dengan dukungan APBN dan APBD, pengendalian LSD di Riau juga mendapatkan dukungan dari program Australia Indonesia Health Security Partnership (AIHSP) dan Global Health Security Program Badan Pangan dan Pertanian Dunia (FAO). 

"Dukungan dari Pemda dan mitra kerjasama ini sangat penting untuk melaksanakan tindakan darurat di lapang. Semoga LSD di Riau dapat segera kita redakan dan tidak menyebar ke wilayah lainnya," pungkasnya.

Komentar Via Facebook :

Berita Terkait :