Berita / Serba-Serbi /
Satpol PP Mukomuko Kewalahan Hadapi Ternak Milik Petani Sawit, Patroli akan Lebih Diintensifkan
Bengkulu, elaeis.co - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, menghadapi tantangan serius terkait keluhan masyarakat terhadap ternak milik petani sawit yang dilepasliarkan.
Keberadaan ternak ini dinilai mengganggu pengguna jalan dan meninggalkan dampak negatif di sejumlah lokasi di Kabupaten Mukomuko.
Hewan ternak tersebut tak hanya berkeliaran di perkantoran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mukomuko, tetapi juga terlihat di sepanjang Jalan Lintas Barat (Jalinbar) Sumatera.
Pemandangan ini semakin meresahkan warga karena tidak hanya mengganggu aktivitas harian, tetapi juga meninggalkan kotoran ternak di tempat-tempat fasilitas umum.
Kepala Dinas Satpol PP Mukomuko, Suryanto S.Pd, M.Si, mengakui bahwa kesadaran petani sawit dalam mengandangkan hewan ternak masih sangat kurang. Hal ini menjadi kendala utama bagi Satpol PP dalam menyelesaikan permasalahan ini.
"Kesadaran kurang, maka dari itu kami cukup kewalahan. Sehingga baik kerbau, sapi, dan kambing masih sering kita jumpai berkeliaran kemana-mana," kata Suryanto, Sabtu (9/12).
Pihak Satpol PP menyadari pentingnya kerjasama antara masyarakat dan aparat penegak hukum untuk mengatasi permasalahan ini. Dalam upaya meningkatkan kesadaran, mereka berencana mengadakan sosialisasi dan pendekatan langsung kepada petani sawit.
"Meskipun ini tantangan besar, Satpol PP berkomitmen untuk mencari solusi yang efektif guna mengurangi gangguan ini," ujarnya.
Ketidaknyamanan masyarakat bukan hanya terbatas pada penggunaan jalan, tetapi juga melibatkan aspek kebersihan dan kesehatan. Kotoran ternak yang ditinggalkan di fasilitas umum menimbulkan risiko kesehatan bagi warga sekitar.
"Kami Satpol PP berencana untuk mengintensifkan patroli dan memberlakukan sanksi bagi pemilik ternak yang tidak mematuhi peraturan," tuturnya.
Terakhir Ia berharap, dapat lebih sadar akan pentingnya menjaga ternaknya agar tidak meresahkan lingkungan sekitar. Upaya preventif ini dianggap sebagai langkah terbaik untuk menciptakan kondisi yang lebih baik dan harmonis antara kepentingan petani dan masyarakat umum.
"Kami akan terus melakukan langkah-langkah proaktif untuk merespons keluhan masyarakat dan menjaga ketertiban di Kabupaten Mukomuko," pungkasnya.
Komentar Via Facebook :