https://www.elaeis.co

Berita / Kalimantan /

Sawit Bakal Gantikan Ekonomi Berbasis SDA yang Tak Terbarukan

Sawit Bakal Gantikan Ekonomi Berbasis SDA yang Tak Terbarukan

Peremajaan sawit menjadi salah satu upaya menjaga keberlanjutan sawit. Foto: Diskominfo Paser


Samarinda, elaeis.co - Prospek perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Timur (Kaltim) diprediksi akan terus berkembang karena dikelola secara berkelanjutan.

“Saya rasa dalam lima tahun ini, bisnis sawit di Kaltim masih bagus,“ kata Gubernur Kaltim Isran Noor melalui keterangan resmi Biro Adpimprov Kaltim.

Meski saat ini kondisi perekonomian dunia terganggu imbas krisis antara Rusia dan Ukraina, tapi dia meyakini industri sawit tetap akan bertahan bahkan berkembang lagi.

“Persoalan pasar tidak akan menggangu industri sawit, saya yakin industri ini tetap berkembang,” tegas Ketua Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia ini.

Senada, Kepala Dinas Perkebunan (disbun) Kaltim, Ujang Rachmad mengatakan, masa depan perkebunan sawit di Kaltim akan semakin baik, tidak hanya dalam konteks lima tahun ke depan, tetapi diharapkan dapat berjalan sepanjang masa.

“Karena sawit ini merupakan kegiatan ekonomi produktif yang berkelanjutan. Jika dikelola secara tepat, baik dari aspek ekonomi, sosial maupun aspek lingkungan, maka Kaltim akan mendapat manfaat positif dari usaha perkebunan ini,” ujarnya

Menurutnya, Pemprov Kaltim juga telah meletakkan desain, suatu saat nanti industri kelapa sawit bakal menggantikan ekonomi berbasis sumber daya alam (SDA) yang tidak terbarukan seperti gas, minyak dan batu bara.

“Kita akan melangkah ke sana. Dari sisi hulu kita sudah siap, dari industri hilirnya juga sudah bergerak. Tinggal menunggu waktu saja,“ ungkapnya.

Disbun Kaltim terus mengembangkan luasan lahan perkebunan sawit yang saat ini mencapai 1,3 juta hektare dari izin yang ada seluas 2,8 juta hektare. Ke depannya luasan perkebunan sawit akan terus ditingkatkan sesuai jumlah izin yang telah diberikan.

“Target kita dalam 5-10 tahun ke depan kita akan punya kebun sawit seluas 2,5 juta hektare,” sebutnya.

Ujang menambahkan, Pemprov Kaltim melalui Disbun juga mendorong usaha perkebunan sawit dapat melakukan penerapan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) sebagai bentuk pengelolaan sawit yang berkelanjutan. ISPO merupakan standar dan indikator kerja utama di perkebunan.

“Di Kaltim tercatat 65 perusahaan sudah mendapat sertifikat ISPO,” terangnya.
 

Komentar Via Facebook :