https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Sawit Jadi Penopang Ekonomi di Tengah Pandemi

Sawit Jadi Penopang Ekonomi di Tengah Pandemi

TBS kelapa sawit milik petani di Kota Subulussalam dalam proses untuk dimuat ke truk pengangkutan (SERAMBINEWS.COM/KHALIDIN)


Jakarta, Elaeis.co - Masyarakat Kota Subulussalam, Aceh, tak luput dari dampak pandemi. Pendapatan warga menurun sejak virus merebak. Untunglah, mayoritas warga punya kebun kelapa sawit yang bisa menjadi penyangga ketahanan ekonomi.

Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Kota Subulussalam, Subangun Berutu, mengatakan, dampak resesi sangat dirasakan oleh sebagian besar warga terutama kelas menengah ke bawah di kota itu. Namun, usaha kebun kelapa sawit telah menjadi penyelamat. "Di Kota Subulussalam usaha tanaman kelapa sawit masih menjanjikan karena harga Tandan Buah Segar (TBS) yang stabil di tengah pandemi Covid-19," katanya seperti dikutip Serambinews.com, kemarin.

Menurutnya, tanaman kelapa sawit menjadi primadona masyarakat sejak era tahun 2000-an. Kini, rata-rata masyarakat mulai kalangan bawah hingga menengah atas memiliki kebun kelapa sawit.

"Semua merasakan hasilnya. Saat ini harga TBS di kota hasil pemekaran dari Aceh Singkil ini sudah menyentuh yang ditetapkan pemerintah. Harga TBS kelapa sawit masih relatif stabil, meski dalam sepekan terakhir terjadi penurunan," katanya.

Penurunan harga TBS terjadi setelah sempat mengalami lonjakan hingga Rp 1.950 per kilogram di tingkat pabrik. Subangun menjelaskan, penurunan harga TBS kelapa sawit di Subulussalam tidak terlalu signifikan.

Relatif stabilnya harga TBS, katanya, sangat membantu petani kelapa sawit di tengah gempuran ekonomi selama masa pandemi. "Kami terus berharap harga ini kembali melonjak dan mencapai Rp 2.500 per kilogram. Di Provinsi Sumatera Utara dan Jambi, harga TBS kelapa sawit saat ini mencapai Rp 2.500 per kilogram bahkan lebih," katanya.

Karena menjadi gantungan hidup masyarakat banyak, dia berharap pemerintah pusat, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki), maupun pemerintah daerah agar dapat menjaga kestabilan harga TBS. "Kita berharap jangan sampai anjlok karena ini jadi penyangga terakhir pertahanan ekonomi masyarakat selama pandemic covid-19," katanya.

Komentar Via Facebook :