Medan, Elaeis.co - Banyak warga asal Sumatera Utara (sumut) terdata melakukan migrasi risen atau perpindahan ke provinsi lain dalam kurun lima tahun terakhir. Tujuan utamanya adalah ke Provinsi Riau.

Frits Fahri Damanik, Statistisi Madya pada Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, mengatakan, berdasarkan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015, perpindahan itu cenderung dipicu atau dikaitkan dengan industri perkebunan kelapa sawit.

“Baik karena diterima sebagai karyawan perusahaan sawit, atau melakukan pembukaan lahan sawit,” katanya kepada Elaeis.co, Selasa (28/9/2021) sore.

SUPAS adalah penilaian survei penduduk yang dilakukan dengan menggabungkan hasil survei dari BPS provinsi tertentu dengan provinsi lainnya.

Menurutnya, migrasi risen terbesar dari Sumut dalam lima tahun terakhir adalah ke Riau, jumlahnya lebih 90.000 jiwa. Di posisi kedua adalah ke Provinsi Kepulauan Riau, sekitar 50.000 jiwa, disusul Aceh sekitar 20.000 jiwa.

“Kemungkinan besar ya itu tadi, migrasi risen ini terkait sawit. Misalnya satu orang asal Sumut pindah ke salah satu kabupaten di Riau untuk membuka beberapa hektar lahan perkebunan sawit. Nah, dia lalu ajak sanak saudaranya untuk kerja di kebun sawitnya itu,” jelasnya.

Artinya, sambungnya, perpindahan satu orang asal Sumut untuk pembukaan lahan perkebunan sawit di Riau akan diikuti gelombang perpindahan warga Sumut lainnya untuk bekerja di kebun sawit tersebut.

Hal itu menurutnya tidak hanya terjadi di Riau, perpindahan warga Sumut ke Aceh juga diperkirakan juga terkait dengan sawit. “Khususnya di daerah-daerah yang berbatasan dengan Sumut seperti Kabupaten Singkil, Kota Subulussalam, dan daerah lain yang memiliki banyak perkebunan sawit,” sebutnya.

Meski SUPAS tersebut dikerjakan tahun 2015 lalu, namun kecenderungan dan pola migrasi yang terjadi diperkirakan tetap sama hingga kini. “Apakah kecenderungan yang ada dalam SUPAS 2015 sudah berubah atau tidak, akan dilihat kembali pada SUPAS berikutnya,” tutupnya.