Berita / Nusantara /
Sawit, Penghasil Devisa yang Terus Jadi Sasaran Tembak
Jakarta, Elaeis.co - Kelapa sawit telah menjadikan Indonesia sebagai produsen terbesar minyak sawit dunia. Produk kelapa sawit dan turunannya telah diekspor ke seluruh penjuru dunia. Sawit saat ini menjadi komoditi penghasil devisa terbesar bagi Indonesia.
Dari data BPS, nilai ekspor sawit pada 2019 mencapai USD15,57 miliar atau setara dengan Rp220 triliun. Pencapaian ini mengalami peningkatan pada 2020, ekspor sawit USD18,44 miliar atau Rp258 triliun, tumbuh 18,43 persen dibanding tahun sebelumnya.
Peningkatan ekspor kelapa sawit pun sepertinya akan berlanjut pada tahun ini. Pada semester I-2021 ekspor sawit mencapai USD14,08 miliar atau tumbuh sebesar 57,6 persen secara tahunan (yoy).
Ironisnya, dengan pencapaian luar biasa dari sektor kelapa sawit ini, nyatanya isu negatif terkait dampak negatif dari kelapa sawit masih banyak beredar.
"Sayangnya banyak isu dan tuduhan negatif terhadap sawit. Sebenarnya isu ini banyak yang berasal dari luar Indonesia dan umumnya tidak berdasarkan fakta objektif di lapangan," ungkap Direktur Penyaluran Dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Edi Wibowo, dikutip Medcom.id.
Beberapa isu yang beredar mengenai dampak negatif kelapa sawit di antaranya banjir bandang di Kalimantan Selatan yang disebut-sebut terjadi akibat pembukaan lahan sawit. Kemudian, kerusakan hutan di Papua juga disinyalir menjadi akibat dari aktivitas salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit.
Tidak hanya itu, kebakaran lahan gambut dan konflik lahan sawit dalam kawasan hutan juga menjadi polemik yang berkaitan dengan industri kelapa sawit. Menanggapi isu ini, Edi pun khawatir penyataan-pernyataan tersebut akan memunculkan stigma negatif dari masyarakat yang menjadi konsumen dalam kehidupan sehari-hari.
"Dalam jangka panjang, isu-isu negatif ini akan merugikan perkebunan dan industri sawit nasional dan tentu akan berdampak pula bagi kondisi sosial ekonomi masyarakat Indonesia," tuturnya.
Menurut Edi, fakta di lapangan memperlihatkan perkebunan dan industri sawit merupakan sektor yang dapat membuka jutaan lapangan kerja di dalam negeri baik untuk petani sawit, pekerja pabrik, dan tenaga kerja lainnya di sepanjang rantai produksi kelapa sawit.
Tercatat kurang lebih 4,2 juta tenaga kerja langsung dan 16 juta tenaga kerja tidak langsung yang dapat diserap oleh sektor sawit. Bahkan, sawit dikatakan telah berkontribusi menjadikan Indonesia sebagai produsen biodiesel, energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan yang bahan bakunya berasal dari minyak sawit.
"Biodiesel sawit tersebut, melalui pencampuran dengan minyak solar dalam bentuk B30, telah kita gunakan sebagai bahan bakar, sehingga mengurangi ketergantungan negara kita atas impor minyak bumi sekaligus mengurangi defisit neraca perdagangan di sektor migas," tegas Edi.
Selain itu, Edi mengingatkan, beragam produk sawit pun telah mewarnai kehidupan sehari-hari masyarakat yang sering kali tidak disadari keberadaannya.
"Minyak sawit ada dalam produk sabun, shampoo, deterjen, lipstik, produk kosmetik, personal care, roti, cokelat, biskuit, krimer, margarin, susu formula bayi, dan lain-lain. Penggunaan minyak sawit dan turunannya, yang merupakan minyak nabati dengan produktivitas tertinggi, menjadikan produk-produk tersebut dapat digunakan oleh segenap kalangan masyarakat kita dengan harga yang relatif terjangkau," pungkasnya.
Komentar Via Facebook :