https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Sawit Terbukti Bisa Jadi Penjaga Perdamaian di Aceh

Sawit Terbukti Bisa Jadi Penjaga Perdamaian di Aceh

Ketua tim peneliti Unimal, Prof Nirzalin, menyerahkan hasil penelitian kepada Badan Reintegrasi Aceh. foto: ist.


Banda Aceh, elaeis.co - Penelitian yang dilakukan tim dari Universitas Malikussaleh (unimal) Lhokseumawe membuktikan bahwa perkebunan sawit mampu meningkatkan ekonomi eks Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan menjaga perdamaian di Bumi Serambi Mekah.

Penelitian mengenai Model Reintegrasi Sosial-Ekonomi Eks Kombatan GAM Berbasis Usaha Kelapa Sawit itu dilakukan tim yang diketuai oleh Wakil Dekan Fisip Unimal Prof Dr Nirzalin. Hasilnya sudah diserahkan ke Ketua Badan Reintegrasi Aceh (BRA), Suhendri, Selasa (8/8). 

Nirzalin menjelaskan, penelitian itu dilakukan di dua lokasi. Yakni di Kecamatan Nisam Antara, Kabupaten Aceh Utara, dan Kecamatan Pante Bidari, Kabupaten Aceh Timur.

Di Nisam Antara, mantan panglima GAM, Rando, sukses mengelola perkebunan sawit seluas 600 hektar dan mampu meningkatkan kesejahteraan mantan pasukannya serta masyarakat sekitar. 

“Dengan sawit, Rando mampu menjaga mantan anggotanya tetap setia pada komitmen perdamaian antara GAM dengan pemerintah Indonesia. Anggotanya juga bisa berintegrasi dengan  masyarakat sipil di kawasannya sehingga terhindar dari tindakan kriminal dan perilaku ilegal lainnya yang merugikan,” jelas Nirzalin melalui keterangan resmi yang diperoleh kemarin.

Kestabilan ekonomi dari usaha perkebunan sawit juga menenteramkan eks pasukan Kuta Buloh di Pante Bidari. Kombatan GAM di kecamatan ini mengelola kebun sawit secara kolektif melalui wadah koperasi dan hasilnya dibagikan kepada seluruh anggota.

“Keberhasilan usaha perkebunan kelapa sawit milik kombatan pasukan Rimueng Kureng Nisam Antara dalam berintegrasi dengan masyarakat sipil dan menjaga keberlanjutan perdamaian di Aceh menjadi pembelajaran berharga tidak hanya bagi eks GAM secara umum, tetapi juga bagi pemerintah Indonesia. Ini bisa menjadi model rujukan dalam merumuskan kebijakan reintegrasi kombatan di Aceh dan wilayah Indonesia lainnya,” sebut Nirzalin.

Suhendri menyampaikan terima kasih atas hasil penelitian tersebut. "Hasil penelitian ini menjadi masukan berharga dan salah satu acuan tentang bagaimana merawat dan menjaga keberlanjutan perdamaian di Aceh," ucapnya.
 

 

Komentar Via Facebook :