Berita / Sumatera /
Sawit Usia 34 Tahun Tetap Produktif Meski Trek, ini Rahasianya
Medan, Elaeis.co - Senyum mengembang di bibir Syarifudin Sirait, Ketua Kelompok Petani Kelapa Sawit (KPKS), saat ditemui di sela seminar pemberdayaan koperasi yang digelar oleh sebuah instansi di Hotel Grand Kanaya, Medan, Rabu (27/10/2021) siang.
Ketua DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perkebunan Inti Rakyat (Aspek-PIR) Sumut ini mengaku sedang bahagia. Rupanya, penyebabnya, gejolak harga dan kelangkaan pupuk serta musim trek saat ini tak begitu pengaruh bagi anggota KPKS.
Menurutnya, kebun KPKS di Kecamatan Pasir Mandoge, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, masih tokcer meski usianya sudah apkir.
"Bagaimana saya dan teman-teman di Pasir Mandoge tidak bersyukur dan bahagia, apa yang kami peroleh saat ini masih bisa menutupi biaya pupuk," kata Syarifudin.
Ia menyebutkan, kebun sawit seluas 288 hektar yang dikelola sekitar 144 petani anggota KPKS dengan pola PIR sejak tahun 1980-an masih menghasilkan panen buah yang bagus dan berkualitas.
Kata dia, tanaman sawit di lahan mereka rata-rata ditanam tahun 1986. Artinya, saat ini setiap batang sawit mereka sudah berusia 35 tahun.
"Apakah trek enggak mempengaruhi produksi? Ya pasti pengaruh, tapi tak begitu signifikan. Sebelum trek biasanya kami bisa melangsir buah ke PKS milik Wilmar Group sebanyak 600 ton sekali panen. Saat trek, hanya berkurang sekitar 80 ton," bebernya.
Dengan harga sawit yang tembus Rp 3.000-an per kilogram, berarti seluruh petani anggota KPKS masih dapat cuan walau perkebunan sawit nasional sedang menghadapi musim trek.
Syarifudin menyebut perawatan rutin yang dilakukan sejak sawit baru ditanam sampai usia tua sebagai kunci terjaganya kontinuitas produksi.
"Biar tanaman kami tua, kami tetap melakukan perawatan rutin. Dilakukan pola sedemikian rupa antara pemupukan pakai pupuk hayati dan pupuk kimia," jelasnya.
Komentar Via Facebook :