https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Sejumlah Infrastruktur Kebun Sawit di Sumbar Rusak Akibat Banjir, Apkasindo: Tidak Terlalu Parah

Sejumlah Infrastruktur Kebun Sawit di Sumbar Rusak Akibat Banjir, Apkasindo: Tidak Terlalu Parah

Jembatan yang rusak akibat banjir. Foto: Syahrul/Elaeis


Padang, elaeis.co - Musibah banjir yang terjadi di Sumatera Barat (Sumbar) tepatnya di kota Padang beberapa waktu lalu turut merendam sejumlah kebun kelapa sawit di Ranah Minang itu. Meski dinilai kerusakan di perkebunan kelapa sawit tidak terlalu parah.

"Sempat terendam, tapi tidak terlalu parah," ujar Ketua APKASINDO Sumbar, Jufri Nur kepada elaeis.co, Sabtu (22/7).

Baca Juga : Bateng Dapat Alokasi Sarpras, Apkasindo: Bisa Menjamin Petani Lebih Sejahtera

Saat ini, kata Jufri, air yang sempat merendam kebun kelapa sawit itu sudah surut.

Lanjut dia, infrastruktur di perkebunan kelapa sawit ikut terdampak banjir tersebut. Sejumlah ruas jalan kebun mengalami kerusakan. Bahkan jembatan yang biasa digunakan untuk distribusi hasil kebun warga juga rusak diterjang air.

"Ada beberapa jembatan (yang rusak), petani juga tengah upayakan perbaikan. Bersyukur rusaknya tidak parah. Artinya masih bisa dilewati," ujarnya.

Musim penghujan memang menjadi momok bagi petani kelapa sawit di wilayah Sumbar, terutama yang memiliki kebun di dataran rendah. Sebab pasti menjadi korban terendam banjir.

Seperti perkebunan kelapa sawit di wilayah Agam.

"Agam adalah dataran rendah. Sudah menjadi langganan banjir jika musim penghujan datang," ujar Jufri.

Kondisi ini sudah terjadi sejak bertahun-tahun lalu. Biasanya jika banjir datang, petani akan kesulitan memanen kebun kelapa sawit tersebut. Bahkan bisa sampai satu pekan untuk menunggu air tersebut surut.

Dengan begitu sudah pasti penghasilan petani terganggu. Belum lagi biaya angkutan yang juga mengalami kenaikan.
 
"Bukan hanya itu, petani juga dihadapkan situasi bahaya jika banjir itu datang. Seperti ancaman hewan buas yang ikut terbawa air saat banjir itu datang," imbuhnya.

Dengan kondisi ini petani tentu menjadi was-was jika banjir datang. Malah tidak sedikit petani yang mengaku rugi karena hanya bergantung pada kebun sawitnya itu.

Komentar Via Facebook :