Berita / Nasional /
Sektor Swasta Didorong Pacu Hilirisasi Perkebunan untuk Tingkatkan Devisa
Jakarta, elaeis.co - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mendorong para pelaku usaha untuk memperkuat hilirisasi perkebunan sebagai kekuatan ekonomi masa depan Indonesia. Menurutnya, hilirisasi adalah ikon baru dalam meningkatkan pendapatan masyarakat Indonesia.
"Hilirisasi adalah kekuatan Indonesia sekaligus ikon baru yang harus kita ciptakan bersama. Paling tidak biodiesel dari perkebunan kita bisa membuat biodiesel impor tidak berkutik," katanya dalam keterangan resmi dikutip Sabtu (9/9).
Baca Juga: Pemotongan Berat TBS di PKS Masih Terjadi, Alasannya Dinilai Tidak Objektif
SYL yakin, melalui hilirisasi maka sasaran Indonesia dalam memperkokoh ekonomi nasional dapat segera terwujud. Karena itu, ke depan perlu adanya konsolidasi total dari semua pihak dalam memperbaiki lahan-lahan perkebunan di seluruh daerah.
"Konsep ke depan itu harus fokus pada perbaikan lahan-lahan yang ada. Antara lain pada lahan sawit kita. Sebab ke depan, bagi saya, sawit itu ibaratnya bukan emas 24 karat tetapi emas 100 karat. Kenapa? Karena sawit bisa menghidupi 280 juta penduduk Indonesia," katanya.
Baca Juga: Banyak Petani Kelapa di Maje Beralih Tanam Sawit, ini Alasannya
SYL menambahkan, sektor pertanian selama ini merupakan sektor yang paling strategis karena dalam kurun waktu empat tahun terakhir mampu tumbuh positif di saat sektor lainnya terkontraksi akibat berbagai krisis global. "Karena itu sektor swasta harus lebih aktif dalam mengakselerasi hilirisasi," katanya.
Direktur Jenderal Perkebunan Kementan, Andi Nur Alamsyah mengatakan bahwa sejauh ini sektor perkebunan berhasil menjadi penyumbang terbesar ekspor pertanian dengan kontribusi mencapai 93,20 persen dan nilai transaksi sebesar Rp 209,4 triliun.
"Perkebunan berkontribusi terhadap nilai ekspor nasional sebesar 12,91 persen. Hal ini menunjukkan bahwa peluang ekspor komoditi perkebunan sebagai salah satu sumber devisa negara masih bisa terus ditingkatkan. Adapun ekspor komoditas perkebunan yang melonjak pada tahun ini paling besar disumbang oleh komunitas kelapa sawit, karet, kakao, kelapa, dan kopi," katanya.
Komentar Via Facebook :