Berita / Sumatera /
Seminar Langka, Selaksa Pemakalah
Pekanbaru, elaeis.co - Siapapun yang menengok Seminar Nasional bertajuk "Strategi Penguatan Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pada Sektor Perkebunan Kelapa Sawit" ini sampai kelar, dipastikan ilmu soal dunia perkelapasawitannya bakal bertambah.
Sebab selain sembilan pembicara utama, 57 orang pemakalah dari sederet perguruan tinggi negeri mauapun swasta di Indonesia, akan bergantian ngomong di acara yang digelar daring selama dua hari itu.
"Seminar yang berlangsung Senin dan Selasa (15-16 November 2021) ini bakal dihadiri sekitar 300 peserta," terang Ketua Panitia acara itu, Nofrizal, kepada elaeis.co, tadi malam.
Para peserta seminar tadi kata Nofrizal sangat beragam. Mulai dari akademisi, mahasiswa, praktisi yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan kebijakan pengelolaan lingkungan hidup di sektor perkebunan kelapa sawit, petani, NGO, peneliti, pemerhati, hingga pemerintah yang berkaitan langsung dengan lingkungan hidup.
Ketua Panitia Seminar Nasional "Strategi Penguatan Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pada Sektor Perkebunan Kelapa Sawit", Dr. Nofrizal (baju biru) bersama Ketua Umum Apkasindo, Dr. Gulat Manurung (lima dari kiri) saat mengunjungi petani kelapa sawit. foto: Ist
"Ada empat poin penting kenapa seminar ini kita gelar. Pertama, ingin berbagi informasi tentang kebijakan pengelolaan lingkungan hidup pada sektor perkebunan kelapa sawit tadi. Yang kedua, berbagi informasi soal ekosistem, konservasi, proteksi dan dampak perubahan lingkungan akibat aktivitas manusia dalam pembangunan dan industrialisasi," Nofrizal merinci.
Ketiga, menyamakan persepsi tentang pengelolaan lingkungan hidup yang bertanggung jawab di lingkungan masyarakat.
"Dan terakhir adalah meningkatkan partisipasi dan kesadaran para pihak dalam pembangunan kelapa sawit berkelanjutan yang berwawasan lingkungan," katanya.
Biar seminar berjalan lancar dan tujuannya kesampaian, Program Studi Ilmu Lingkungan Universitas Riau (PSIL-UNRI) berkolaborasi dengan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo).
"Alhamdulillah acara ini didukung oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI)," Nofrizal sumringah.
Nofrizal berterus terang bahwa sebenarnya sangat panjang alasannya kenapa seminar bertemakan lingkungan digelar dan melibatkan hampir 70 orang pembicara.
"Saat ini, industri kelapa sawit menjadi industri unggulan penunjang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Bahkan selama masa pandemi, industri ini tetap tumbuh positif dan mampu memberi kontribusi terbesar terhadap PDB," Nofrizal cerita.
Data yang dirilis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian di tahun ini kata Nofrizakm setidaknya ada 4 manfaat industri kelapa sawit terhadap perekonomian Indonesia.
Pertama padat karya. Sebab industri ini telah menyerap tenaga kerja langsung 4,2 juta orang dan pekerja tidak langsung sebanyak 12 juta orang.
"Kedua, setiap tahun industri ini berkontribusi sebesar 3,5% terhadap PDB Indonesia. Ketiga, berkontribusi hingga 13,5% terhadap rata-rata ekspor non migas dan keempat, menciptakan kemandirian energi melalui Biodiesel. Kebijakan ini, tidak haya menghemat devisa, tapi juga berdampak positif terhadap lingkungan," terangnya.
Kehebatan industri kelapa sawit ini kata Nofrizal, membikin banyak pihak tak senang dan bahkan iri.
Maklum, kehebatan itu tak hanya dirasakan oleh Indonesia, tapi juga oleh negara yang membeli hasil produksi sawit itu.
"Macam-macamlah yang dibilang oleh para pembenci yang sekaligus pesaing sawit tadi, tak terkecuali tudingan sawit merusak lingkungan, apalagi dengan istilah jangka benah yang lagi hangat dibahas saat ini, semua akan dibahas" ujar Nofrizal.
Padahal meski sawit menjadi pohon yang mampu menyerap karbondioksida dan menghasilkan oksigen dalam jumlah banyak, bukan berarti itu membuat Indonesia cuek soal lingkungan.
"Berbagai kebijakan sudah dilakukan pemerintah. Mulai dari Rencana Aksi Nasional Kelapa Sawit Berkelanjutan, Perpres ISPO, sudah dibikin. Ini bagian dari pertanda betapa seriusnya negara ini menjaga aspek keseimbangan dimensi lingkungan ekonomi dan sosial," katanya.
Nah, di sepanjang seminar nanti, semua itu akan terungkap. "Biar enggak gagal paham dan biar kita bisa memberi penjelasan kepada orang, khususnya anak muda, maka, mengikuti seminar ini jangan setengah-setengah. Ikuti saja sampai selesai.Jarang-jarang lho seminar dengan pemakalah sebanyak ini," Nofrizal bersemangat.
Komentar Via Facebook :