https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

September, Harga Sawit Bengkulu Diprediksi Normal

September, Harga Sawit Bengkulu Diprediksi Normal

Ilustrasi-petani sawit di Indonesia. (Dok.elaeis)


Bengkulu, elaeis.co - Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di wilayah Provinsi Bengkulu anjlok sejak seminggu sebelum hari raya Idul Fitri 2022. Kondisi ini diperkirakan masih bertahan hingga dua bulan ke depan. Harga TBS diprediksi normal kembali pada September 2022.

"Perkiraan saya, dua bulan lagi atau sekitar awal September harga TBS kembali normal," kata Humas PT Bengkulu Sawit Lestari (BSL), Idius Syafari kepada elaeis.co, Minggu (5/6).

Menurutnya, kondisi harga TBS belum normal lantaran harga Crude Palm Oil (CPO) belum menentu. Faktor lainnya, adanya pembatasan ekspor CPO oleh Presiden saat sebelum hari raya idul fitri lalu. Meskipun saat ini ekspor sudah diizinkan, namun ekspor CPO juga belum berjalan lancar.

"Kalau ekspor sudah lancar tentu pembelian CPO kami juga lancar, namun nyatanya kami saja masih kesulitan menjual CPO," ujarnya.

Oleh karena itu, dirinya memperkirakan dua bulan ke depan harga sudah bisa kembali normal. Hal itu sejalan dengan antrean kendaraan pengangkut TBS ke pabrik juga tidak akan ramai seperti saat ini. 

Panjangnya antrean kendaraan pengangkutan TBS ke pabrik, lantaran saat ini sedang musim panen secara serentak. Sebab, sebelumnya pada Idul Fitri lalu, petani sawit menunda waktu panennya. Karena, saat itu pabrik libur atau tidak beroperasi. Akibatnya, para petani memanen sawitnya secara serentak setelah hari raya. Akhirnya antrian pengangkutan TBS menumpuk.

"Kalau sudah September nanti panen juga sudah normal, antrean tidak akan panjang seperti saat ini," terang Idius.

Idius Syafari menambahkan, pembelian TBS pada hari Sabtu (4/6) di PT BSL tutup. Hanya saja, penutupan pembelian TBS ini bukan karena tanki penampungan CPO penuh. Akan tetapi lantaran mesin pengolahan CPO rusak. Sehingga harus diperbaiki. Dengan begitu, tidak bisa beroperasi.

"Sabtu (4/6) terpaksa kami tidak membeli TBS, sebab mesin kami rusak," katanya.

Gara-gara kerusakan itu PT BSL sempat tidak membeli TBS petani. Namun hanya satu hari. Setelah mesin pengolahan kembali normal, PT BSL kembali membeli sawit dari petani.

"Minggu (5/6) ini, kita sudah kembali membeli TBS, sebab mesin sudah selesai diperbaiki," ujar Idius.

Harga pembelian TBS hingga saat ini belum ada perubahan. Dirinya mengaku saat ini harga TBS masih seperti sebelumnya Rp1.400 per Kg. Dirinya mengaku perusahaan belum bisa menaikan harga pembelian TBS. Sebab, belum ada instruksi dari manajemen pusat.

"Kalau ada instruksi manajemen pusat menaikan harga pembelian TBS, tentu akan kami lakukan, saat ini belum ada instruksi," terang Idius.

Komentar Via Facebook :