Berita / Nasional /
Serapan Dalam Negeri Naik untuk Biodiesel, Ekspor CPO Diprediksi Merosot Tahun Ini
Pekanbaru, elaeis.co - Dari data yang dirilis oleh Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) dan juga Badan Pusat Statistik (BPS), volume ekspor CPO dan produk turunannya sepanjang 2023 mencapai 30,24 juta ton.
Jumlah ini tercatat mengalami penurunan sebesar 1,81 persen jika dibandingkan ekspor tahun 2022, yang mencapai 30,804 juta ton.
Ketua Umum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Dr Gulat Medali Emas Manurung, C.IMA, juga menyoroti kinerja ekspor CPO ini.
Yang mana dominasi ekspor CPO Indonesia tahun 2023 adalah refining product, yang mencapai 72,28 persen, sementara ekspor dalam bentuk CPO hanya 6,74 persen, yakni 2,04 juta ton.
"Volume ekspor CPO dan turunannya akan menurun seiring dengan meningkatnya konsumsi dalam negeri akibat berbagai hal seperti RCN peningkatan mandatori B35 ke B40 atau B50 dan meningkatnya kebutuhan pangan lainnya," kata Gulat kepada elaeis.co, Selasa (23/1).
Di tengah meningkatnya kebutuhan pangan dalam negeri, Gulat memprediksi justru produksi CPO Indonesia akan merosot di tahun 2024 ini. Penurunan produksinya bahkan mencapai 10 persen.
"Konsumsi dalam negeri yang naik dari tahun ke tahun disaat produktivitas kebun sawit tidak meningkat akan menjadi ancaman ketahanan pangan dunia," ujarnya.
Hal ini, kata Gulat, juga dirasakan oleh Uni Eropa yang juga khawatir jika produksi CPO Indonesia menurun. Sebab akan berdampak pada pasokan CPO ke Uni Eropa.
"Kepanikan inilah yang digambarkan oleh Uni Eropa, meskipun dilakukan oleh UE dengan cara berbeda, yakni menerbitkan EUDR, namun hasil diskusi dengan Dubes Uni Eropa dengan Apkasindo pada 2023 lalu menggambarkan kecemasan yang luar biasa atas progresifnya (meningkatnya) pemanfaatan CPO sebagai sumber energi," kata dia.
"Jadi sesungguhnya EUDR tersebut adalah 'frame' kecemasan Uni Eropa," pungkasnya.
Komentar Via Facebook :